Langsung ke konten utama

JAMU

Jamu...

Kunir asem adalah jamu kesukaanku sejak dulu. Aku lebih sering membeli jamu kunir asem daripada jamu Buyung Upik (jamu anak-anak) yang rasanya manis tentunya. Gara-gara keseringan minum jamu kunir asem, ibu tukang jamu sempat mengomeliku.

"Badanmu udah kecil. Jangan keseringan minum jamu kunir asem," omelan tukang jamu. Dan setelah itu, dia menyarankanku untuk membeli jamu temulawak untuk menambah nafsu makanku.  Aku menerima rekomendasi tersebut dengan catatan ditambah dengan sedikit kunir asem. Aku pikir, jamu temulawak cukup ampuh untuk menambah nafsu makanku. Terbukti, setiap aku selesai meminumnya, nafsu makanku meningkat dan aku bisa makan apa saja. Aku tidak sering membeli jamu karena aku jarang melihat ibu tukang jamu lewat depan rumahku. Aku membelinya ketika aku tidak sengaja melihatnya berhenti di depan rumah tetanggaku yang menjadi langganan.

Kemarin, aku melihat penjual jamu tersebut. Setelah lama tidak membeli jamu, aku memutuskan untuk membeli jamu kunir asem. Pertimbangannya adalah aku membutuhkan jamu tersebut untuk kesehatan rahimku. Selama 2 kali periode haid, aku mengalami istihadah, keluar darah di luar kebiasaan haidku. Aku merasa tidak nyaman dengan hal itu. Ketika aku mendatangi ibu tukang jamu yang di situ ada tetanggaku juga yang sedang membeli, mereka terheran-heran denganku. Mereka menunjukkan ekspresi keheranan dan tertawa. Mereka berpikir bahwa aku membeli jamu kunir asem karena ingin "kurus". Sebenarnya gak salah juga sih mereka berpikiran seperti itu karena biasanya jamu kunir asem diminum oleh orang yang memiliki masalah denga berat badan berlebih. Entah manfaat kunir asam untuk "menguruskan"  ini sesuai dengan penelitian atau tidak, tapi pendapat yang berkembang di masyarakat "pecinta jamu" seperti itu. 

Ibu penjual jamu menawarkanku untuk mencampur jamu kunir asemku dengan beras kencur. Aku menyetujuinya. Tidak terlalu buruk juga. Selagi meracik jamu pesananku, dia bilang bahwa tubuhku lebih "sedikit" berisi daripada dulu. "Udah pas kok. Bagus. Jangan terlalu gemuk atau pun terlalu kurus."

Jika mengingat pemeriksaan kesehatan bulan lalu, di mana berat badanku sekitar 2 kg. Dan sekarang berat badanku menyentuh angka setengah kuintal. Apakah ini sebuah pencapaian? Sepertinya iya. Tapi kurasa, kenaikan berat badanku tidak diimbangi oleh pola hidup yang sehat. Aku dapat dengan mudah makan gorengan dan bersantan, nyemil kapan pun yang aku mau, tidak pernah olahraga, menghabiskan waktu dengan hanya rebahan dan kurang gerak, dan yang paling terakhir, tidur dengan selalu begadang. Jika berat badanku naik secara "sehat", mungkin aku akan merasa sangat senang sekali. Untuk kenaikan berat badan kali ini, aku harus berpikir ulang untuk merasa senang. Aku tidak ingin dengan pola hidupku yang "tidak sehat" ini, berat badanku lebih naik lagi. Sudah cukup 50 kg. Tidak ingin menambahnya lagi. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...