Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.
"Mencintai dan menerima diriku sendiri."
Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.
Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.
Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tangan dan kaki. Kegiatan itu mungkin tampak biasa saja. Tapi, dampak yang ditimbulkan setelahnya membuatku mempunyai perasaan bahagia dan puas. Aku bisa mencium wangi tubuhku sendiri, badanku tidak terlalu banyak keringat jika dibandingkan ketika aku mandi waktu zuhur, bau badanku tidak terlalu membuatku jijik kepada diriku sendiri.
Dari kegiatan "sederhana" bagi orang lain, aku menemukan kebahagiaanku ketika melakukannya. Sadar bahwa aku tidak memerlukan hal yang "mewah" untuk membuatku bahagia. Hal ini juga pernah aku rasakan ketika dulu ada temanku menjemputku di kos, dan sebelum aku menaiki motornya, ia menurunkan foot step untukku. Itu hal sederhana yang membuatku merasa dicintai.
Sama seperti yang aku tulis di awal, bahwa aku ingin mencintai dan menerima diriku sendiri. Sebenarnya yang aku inginkan adalah "lebih". Lebih ingin mencintai dan menerima diriku sendiri apa adanya. Aku masih harus banyak belajar untuk mencintai diriku sendiri. Terkadang aku masih membenci diriku sendiri, menatap potret diri dalam cermin dengan penuh kemarahan dan memandang diri sendiri rendah dan tidak berguna. Jika bukan diriku yang mencintai diriku sendiri, lantas aku harus memintanya kepada siapa? Lingkunganku? Itu terlalu buruk karena aku tumbuh di lingkungan di mana "merendahkan" orang lain lebih sering terdengar daripada mengapresiasi dan menyemangati.
Aku sedang dalam fase pencarian jati diriku. Ada banyak hal yang harus aku cari tahu dan temukan jawabannya. Aku harus tahu apa yang menjadi inginku. Aku harus menemukan kebahagiaanku dan kekuatanku. Aku harus mencari tahu apa yang menjadi sumber ketakutan dan kekhawatiranku. Aku harus bisa memvalidasi emosi dan perasaan apa pun yang sedang muncul dari dalam diriku. Aku harus selalu dipenuhi oleh energi positif dan menghalau energi negatif.
Apa yang sedang aku nikmati sekarang, akan aku lanjutkan kemudian. Apa yang membuatku terus tumbuh, akan aku pertahankan. Apa yang menjadi semangatku, akan aku pegang dengan erat.
Perlahan-lahan, mungkin aku akan mampu menjawab pertanyaan yang selama ini aku kesulitan untuk menjawabnya, "apa tujuan hidupmu?"
Aku pikir-pikir, "tujuan hidup" berkaitan dengan "konsep mencintai diri". Upaya pengenalan diri sendiri dapat membantu dalam menentukan tujuan hidup dan arah pandang tentang masa depan yang akan dihadapinya.
Komentar
Posting Komentar