Engkau bukan
Malaikat juga bukan Nabi
Engkau bukan
Ulama juga bukan wali
Engkau adalah
hamba yang tak tahu diri
Tak punya rasa
malu sedikit pun kepada Ilahi
Engkau menuntut
begitu dan begini
Ingin semua
harapanmu terjadi
Sesuai dengan
apa yang kau prediksi
Jika punya
kehendak sesuatu, doamu cepat sekali
Giliran disuruh
berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari
Sholat sering
kau nanti-nanti
Lebih mengedepankan
urusan duniawi
Zakat juga
sedekah kau bilang esok hari
Menunggu dirimu
kaya punya emas berlian tujuh peti
Ketika kau
diberi limpahan rezeki
Kau bilang itu
adalah hasil usahamu sendiri
Ketika kau
diberi kecerdasan yang mumpuni
Kau bilang itu
adalah hasil dari apa yang kau pelajari
Sombongmu tiada
henti
Kebaikan Tuhan
kau dustai
Tiada sesuatu
pun yang kau sesali
Hari berganti
hari
Penyakit hati
semakin menggerogoti
Congkak, tamak,
pamer, iri juga dengki
Dan akhirnya hatimu
sudah tak kuat menahan sakit itu lagi
Bendera putih
telah berkibar tinggi
Tanda dirimu
tak punya daya yang berarti
Ketika masalah
datang silih berganti
Ujian dan
cobaan semakin menjadi-jadi
Saat itulah engkau
kembali
Ya,
Yang kau ingat,
Tuhan adalah jalanmu kembali
Mendekati-Nya
merupakan keabadian yang sejati
Tuhan tak
pernah lari dan pergi
Tuhan selalu
menemani
Tuhan setia ada
di sisi
Pati, 22 Agustus 2020
Komentar
Posting Komentar