Langsung ke konten utama

GAGAL(1)

Seminggu lalu aku mencoba peruntungan dengan mengikuti seleksi di Balai Latihan Kerja Kabupaten Pati yang dibawahi oleh Dinas Tenaga Kerja (DISNAKER) Kabupaten Pati. Aku mendaftar dalam latihan pembuatan roti dan kue. Aku sudah menanti-nantikan kesempatan ini sejak tahun lalu ketika aku masih berada di Jogja. Keinginan untuk belajar membuat roti dan kue sangat tinggi. Sempat berpikiran untuk mencari dan mengikuti kursus memasak untuk menambah dan mengembangkan kemampuan masakku.

Ketika mendaftar, rasa optimis yang aku punya cukup tinggi. Bayangan tentang diriku yang mengikuti pelatihan dan kesibukan diriku dalam mengatur waktu telah tersusun rapi dalam otakku. Seperti biasa, aku memikirkan dan memusingkan apa yang belum terjadi. Ketika aku mengikuti seleksi, rasa optimis dan bayangan itu perlahan mengerut. Hal ini dikarenakan sedikit sekali kemungkinan untuk diriku dapat diterima. Jumlah pendaftar mencapai 219 orang dan yang akan diterima hanya 16 orang saja. 

Sedari awal aku telah menyiapkan diri untuk gagal. Agar aku tidak kecewa. Benar saja. Aku menanti dengan was-was pagi ini hasil pengumuman seleksi yang akan di unggah di akun Instagram BLK. Bolak-balik mengecek unggahan terbaru. Ketika hasilnya telah diunggah, aku tidak menemukan namaku di sana. Aku merasa biasa saja membaca nama-nama peserta yang lolos dan tidak merasa sedih. Justru aku tersenyum kepada diriku sendiri. Tersenyum atas kegagalan pertama yang aku alami. Aku berterima kasih kepada diriku sendiri karena sudah berani melangkah untuk mencobanya. 

Gagal bukan hal yang besar bagi diriku. Karena sedari dulu aku telah terlatih untuk gagal. Gagal mendapatkan dan mewujudkan apa yang menjadi inginku. Aku menguatkan diriku sendiri untuk terbiasa menerima kegagalan. Toh hanya gagal biasa dalam melangkah. Aku akan membuat diriku mencoba hal-hal baru yang sebelumnya belum pernah aku lakukan. Dan aku bertekad untuk menjadikan mimpiku nyata. Semustahil apa pun itu. 

Bagaimana, akankah ada kegagalan kedua, ketiga, keempat dan selanjutnya. Aku menantikannya. Bukan berharap gagal. Siapa orang yang ingin gagal? Sepertinya tidak ada. Aku hanya ingin membuktikan kepada diriku sendiri bahwa aku berhasil melewatinya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...