Langsung ke konten utama

2024

1 Januari 2024
Aku tidak punya bayangan tentang sesuatu hal yang akan terjadi di 2024. Mungkin bakal beda cerita dengan tahun 2022 yang berat dan tahun 2023 yang seimbang. 
Tapi... 

Aku berharap, apa pun yang akan terjadi di sepanjang tahun ini, semoga selalu memberikan kebahagiaan untuk aku dan hidupku. 

Aku berharap denganmu... 

366 hari dalam tahun ini. Aku akan berusaha menjalani tahun ini dengan sebaik kekuatan yang aku bisa. Aku menantikan cerita-cerita dalam setiap hariku. Entah cerita bahagia ataupun sedih, aku harap aku bisa selalu bercerita dengan baik bagaimana pun keadaanku. Rasa apa pun yang akan meliputi diriku di tahun ini, aku bersiap untuk menerimanya.

Sekitar 3/4 tahun yang lalu, aku memiliki bayangan jika aku akan menikah di atas usia 23 tahun dan di bawah 25 tahun. Yang itu kemungkinan tahun ini. Apakah aku sudah siap menikah? Setelah aku berpikir ulang sejak tahun lalu tentang pernikahan, rasanya aku belum siap untuk menikah. Aku tidak memiliki bayangan untuk menikah di tahun ini. Masih banyak hal yang ingin aku wujudkan di tahun ini, aku masih belum selesai dengan diriku sendiri. 

Apakah aku tidak memiliki sosok pria yang aku cintai di tahun ini? Ceritanya masih sama dengan orang yang sama. Aku belum menemukan orang baru yang akan menemani hari-hariku di umurku yang sudah bertambah ini. Sekarang aku memiliki fokus yang berbeda, cinta adalah urusan yang kesekian dan bukan prioritas. 

Malah, aku berpikiran bahwa aku akan menikah ketika usiaku telah lebih dari 25 tahun. Tapi kembali lagi, menikah bukanlah target yang harus dan wajib diwujudkan. Tentunya, bagiku. Lebih dari itu, kesiapan diri akan hal-hal yang akan terjadi di masa depan, terutama ketika berumah tangga jauh jauh jauh lebih penting daripada apa pun. Tidak ada yang tahu masa depan dan tidak ada yang bisa menebaknya. Hanya bisa menjalaninya dengan mengerahkan segenap kekuatan yang kita miliki sebaik mungkin.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...