Langsung ke konten utama

SIBUK

Hari ini aku terlupa untuk menulis kisahku. Jadi aku menuliskan kisahku pada hari di keesokan harinya. Tidak ada niatan untuk melupakan. Tapi hari ini sungguh melelahkan bagiku.

Aku memiliki pengalaman baru untuk menjelajah salah satu pasar besar di kecamatan. Sebenarnya tidak ada bedanya dengan psar-pasar yang telah kukunjungi sebelumnya. Namun, aku baru kali ini memasukinya dan berbelanja sendiri. Aku ditemani oleh sepupuku yang telah terbiasa berbelanja di pasar ini. Jadi aku tidak khawatir kalau aku akan tersesat dan tidak tahu jalan keluar.

Hari yang sibuk. Sejak pukul 6 pagi, aku sudah naik motor. Selain berkeliling pasar, aku juga membeli beberapa jajanan di alun-alun yang sebelumnya belum pernah kulakukan. Melelahkan, tapi menyenangkan. Mungkin kalimat itu yang bisa mewakili. Bagaimana tidak, jika di total selama sehari, mungkin sekitar 4 jam aku berada di jalan dengan motorku, dengan aku yang selalu di depan. Total perjalanan yang bisa mengantarkanku untuk sampai ke Jogja lagi.

Mengenai Jogja, aku sungguh merindukannya. Hampir 5 tahun, sejak aku datang pertama kali ke kota yang sebelumnya belum pernah kudatangi dan aku hanya mendengarnya dari orang-orang. Ah... Rindu.
Apakah mungkin aku akan kembali ke sana? Mungkin saja. Tapi sepertinya tidak dalam waktu dekat. Sedikit melupakan tentang Jogja, aku ingin tinggal dan hidup di tempat baru. Bukan tentang Jogja lagi. 

Malamnya, aku menonton sebuah drama Korea yang tak sengaja kutemukan judulnya dalam pencarian, The Good Bad Mother. Dengan penonton mendekati angka 3 juta dengan rating 8.60, drama ini cukup menarik perhatianku. Ditambah lagi dengan genre comedy, life, drama, family, menurutku bakal seru. Awalnya...

Tapi baru menonton 1 episode secara penuh, rasanya menyakitkan sekali. Film tentang babi, tapi bukan tentang babi biasa. Tidak salah jika genre dramanya tentang kehidupan. Karena emosi yang disampaikan di episode pertama adalah perasaan benci, amarah, sedih, dan kecewa yang dirasakan oleh tokoh-tokohnya. Aku hanya mampu menonton 4 episode. Per episode durasinya 1 jam 10 menit hingga 1 jam 20 menit. Terlalu lama bagiku dan ingin segera menyelesaikannya. 

Kesampingkan dulu cerita tentang drama. Aku ingin melanjutkan ceritaku tentang pagiku yang sibuk. Pada hari itu aku bertemu dengan banyak orang yang kukenal. Aku mengunjungi rumah bibiku karena sedang ada acara. Ketika aku baru datang dengan ibu, tiba-tiba seseorang bertanya, "loh... Kamu gak jadi S2?" Aku hanya menjawabnya dengan senyuman. Dilanjut dengan pertanyaan, "Sekarang di rumah? Udah kerja?" Gantian ibu yang menjawabnya, "Pengangguran sukses." Ketika aku mendengar jawaban ibuku, aku hanya tertawa dalam hati. Ibu harus merasakan kebingungan yang aku rasakan ketika menjawab pertanyaan orang-orang. Apalagi ketika beberapa orang membanggakan anaknya dengan pekerjaan dan pencapaiannya.

Balik lagi... Ketika aku membicarakan rencanaku kepada ibu, ibu selalu membicarakannya kepada orang-orang. Dan selalu saja, rencanaku gagal. Rasanya sebal sekali. Niat hati aku mengatakan rencanaku agar didoakan. Bukan untuk dibicarakan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...