Langsung ke konten utama

REPLY 1988

Akhirnya aku telah selesai menonton drama 20 episode tersebut. Hore...

Mungkin ini drama Korea pertama yang membutuhkan waktu seminggu untuk aku dapat menyelesaikannya. Tidak seperti beberapa drama yang aku tonton sebelumnya, yang hanya membutuhkan waktu 3/4 hari saja untuk dapat menyelesaikannya. Butuh waktu lama karena durasi setiap episode lumayan panjang, sekitar 110-120 menit. Meskipun kecepatan pemutarannya diubah menjadi 1.25, 1.5, 1.75, maupun 2, tetap saja itu lama.

Drama ini mengingatkanku pada film 5 CM. Keduanya bercerita tentang kisah cinta yang terjadi dalam persahabatan. Anggap saja itu mirip ya... Tapi dari segi kompleksitas ceritanya, film Reply 1988 lebih menarik untuk ditonton. Bukan hanya tentang percintaan saja, namun juga menceritakan tentang keluarga dan segala problematikanya yang dibumbui oleh komedi. Manusia yang pada dasarnya makhluk sosial, ditunjukkan dalam drama ini. Setiap tokoh memiliki karakter uniknya masing-masing. Bagaimana mereka saling membantu satu sama lain, bagaimana kekompakan mereka terjalin, bagaimana persahabatan mereka terbangun, bagaimana rasa saling menyayangi dan mengasihi antar sesama terpelihara.

Drama yang tidak ada orang jahat dalam sepanjang ceritanya. Sangat cocok untuk ditonton bersama keluarga. Konfliknya pun sangat berkaitan dengan konflik sehari-hari, sebagai keluarga, sahabat, dan juga tetangga.

Anak pertama yang keras kepala dan memiliki keinginan yang kuat.

Anak tengah yang terkadang diperlakukan tidak adil oleh orang tuanya.

Merasa "gagal" menjadi anak karena kegagalan dalam mewujudkan keinginan orang tuanya.

Mereka bukan hanya menguatkan diri sendiri, akan tetapi juga menguatkan orang lain. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...