Apa aku sakit hati? Sedikit. Sedikit sekali. Aku merasa wajar saja orang tuaku berkata seperti itu. Sudah 4 bulan sejak kepulanganku dan 5 bulan setelah wisudaku, aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Itu memang fakta yang tak bisa aku tutupi bahwa aku memang menganggur.
Mungkin hampir 1,5 bulan ini aku lebih banyak di rumah. Ngobrol sama orang tuaku terutama ibu. Pada suatu pagi, terlintas pikiran bahwa ketika aku pergi, bapak kerja dan adik di pondok, ibu bakal sendirian dan merasa kesepian. Bagaimana rasanya melalui hari tanpa ada yang diajak berkomunikasi di dalam rumah? Selama aku hidup di kos, aku sudah terbiasa berteman dengan kesepian dan kesendirian. Jadi aku tahu bagaimana merasakan hal tersebut.
Aku berusaha menikmati hari-hariku di rumah bersama orang tuaku. Aku saja betah 7 bulan tidak pulang. Masak baru 4 bulan sudah ingin buru-buru meninggalkan rumah? Tanyaku pada diriku sendiri. Iya, menikmati. Belum tentu ketika aku sudah bekerja, aku bisa dalam situasi dan kondisi seperti ini. Menjalani hari-hari dengan biasa-biasa saja membuatku memikirkan berbagai cara agar kejenuhan tidak perlahan-lahan membunuhku. Bukan berarti aku tidak ingin bekerja. Aku ingin terjun dalam dunia kerja dan bisa hidup dengan uang hasil kerja kerasku sendiri, tidak melulu bergantung pada orang tua.
Semua punya waktunya masing-masing. Aku masih menantikan waktu itu sembari mengisi waktu-waktu saat ini dengan kegiatan yang bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar