Langsung ke konten utama

LUPA

Sudah pukul 23.22 saat aku mulai menuliskan kata pertamaku. Aku hampir saja terlupa untuk menceritakan kisah hari ini. 
Hari ini.... 
Ada apa dengan hari ini? Tidak ada apa-apa. Aku melakukan aktivitas dan rutinitas seperti biasa. 
Oh iya, pagi tadi ibu membahas tentang aku yang belum mendapatkan kerja. Dan tentu saja dibanding-bandingkan dengan orang lain yang "lebih hebat" daripada aku. 

Apa aku sakit hati? Sedikit. Sedikit sekali. Aku merasa wajar saja orang tuaku berkata seperti itu. Sudah 4 bulan sejak kepulanganku dan 5 bulan setelah wisudaku, aku masih belum mendapatkan pekerjaan. Itu memang fakta yang tak bisa aku tutupi bahwa aku memang menganggur.  

Apa aku sedih? Sedikit. Sedikit sekali. Kalau banyak nanti aku jadi sedih banget. Kan gak boleh "terlalu".

Mungkin hampir 1,5 bulan ini aku lebih banyak di rumah. Ngobrol sama orang tuaku terutama ibu. Pada suatu pagi, terlintas pikiran bahwa ketika aku pergi, bapak kerja dan adik di pondok, ibu bakal sendirian dan merasa kesepian. Bagaimana rasanya melalui hari tanpa ada yang diajak berkomunikasi di dalam rumah? Selama aku hidup di kos, aku sudah terbiasa berteman dengan kesepian dan kesendirian. Jadi aku tahu bagaimana merasakan hal tersebut.

Aku berusaha menikmati hari-hariku di rumah bersama orang tuaku. Aku saja betah 7 bulan tidak pulang. Masak baru 4 bulan sudah ingin buru-buru meninggalkan rumah? Tanyaku pada diriku sendiri. Iya, menikmati. Belum tentu ketika aku sudah bekerja, aku bisa dalam situasi dan kondisi seperti ini. Menjalani hari-hari dengan biasa-biasa saja membuatku memikirkan berbagai cara agar kejenuhan tidak perlahan-lahan membunuhku. Bukan berarti aku tidak ingin bekerja. Aku ingin terjun dalam dunia kerja dan bisa hidup dengan uang hasil kerja kerasku sendiri, tidak melulu bergantung pada orang tua.

Semua punya waktunya masing-masing. Aku masih menantikan waktu itu sembari mengisi waktu-waktu saat ini dengan kegiatan yang bermanfaat. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...