Langsung ke konten utama

DRAMA

Hari ini aku berhasil menyelesaikan drama Korea yang aku tonton sejak kemarin. Dalam tulisanku sebelumnya, aku telah memberitahu judul dan genrenya. A Business Proposal dengan genre utamanya comedy... 
Hidupku juga tidak kalah komedinya. 

Mungkin hubunganku sama rumitnya seperti Cha Sung-hoon dengan Jin Young Seo. Tapi sepertinya itu tak adil. Tak adil bagi siapa saja yang mengalaminya dan pasti selalu mempertanyakan mengapa bisa terjadi pada dirinya. Selama menonton drama ini, entah mengapa aku memikirkan seseorang. Meskipun aku tidak berniat untuk memikirkannya. Menonton drama komedi romantis dengan hubungan percintaan yang seperti komedi. Lumayan seru juga. 

Apa pelajaran yang dapat diambil dari drama Korea tersebut? Sebentar, aku perlu memikirkannya terlebih dahulu.

Em...

Apakah dua orang yang sedang jatuh cinta perlu memikirkan prinsip "sekufu" terlebih dahulu? Seorang CEO perusahaan dengan seorang pegawai biasa dan seorang sekretaris pribadi dengan seorang putri konglomerat. Apakah cinta memandang jabatan? Kekayaan? Status sosial? Mungkin bagi sebagian orang, prinsip sekufu adalah suatu hal  yang sangat penting dan amat perlu untuk dipertimbangkan dalam memilih jodoh.  Dalam drama yang aku tonton, seseorang yang memiliki status sosial yang tinggi cenderung tidak memedulikan tentang dengan siapa ia jatuh cinta. Berbeda dengan seseorang yang memiliki status sosial yang rendah, ia cenderung khawatir dan takut untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang levelnya lebih tinggi di atasnya. Ia mengkhawatirkan penolakan dari lingkungan sekitarnya.

Tapi, kalau sudah cinta bagaimana? Sepertinya prinsip sekufu bakal diterabas begitu saja. Sekufu arti sama, setara, sederajat, setaraf, dan seimbang. Apakah sekufu hanya dibatasi dan dititikberatkan oleh hal-hal tertentu saja? Pendidikan, status sosial, kekayaan. jabatan, dan lain-lain. Orang-orang berbeda pendapat tentang penting  atau tidaknya sekufu dan juga aspek-aspek yang masuk dalam kategori sekufu.

Beberapa waktu lalu, aku membaca sebuah komentar di TikTok. Komentar tersebut cukup menarik perhatianku. Aku lupa bagaimana persisnya. Tapi dalam komentar tersebut, penulisnya mengibaratkan sekufu dengan penjumlahan angka. Misal seseorang memiliki nilai 50 poin, terdiri atas: pendidikan 15 poin, status sosial 10 poin, ilmu agama 20 poin, dan karakter 5 poin. Kemudian seseorang yang lain juga memiliki 50 poin yang sama, namun dengan susunan yang berbeda: pendidikan 10 poin, status sosial 5 poin, ilmu agama 5 poin, dan karakter 30. Apakah dua orang tersebut tidak bisa disebut sama? Mereka memiliki nilai yang sama. Yang membedakan adalah komposisinya. Apakah konsep sekufu tidak berlaku bagi keduanya?

Jodoh... Tentang dua orang yang sedang berusaha untuk mencocokkan diri satu sama lain. Saling melengkapi kekurangan dan keterbatasan hingga ajal menjemput. Kita tidak tahu siapa seseorang yang ditakdirkan menjadi pendamping hidup. Takdir adalah sesuatu yang telah ditetapkan. Tapi jodoh adalah sesuatu yang harus diusahakan.

 Ini pendapat pribadiku. Jika tidak setuju, tak apa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...