Langsung ke konten utama

ADIKTIF

Drakor=adiktif?
Adiktif dalam KBBI bermakna: bersifat kecanduan; bersifat menimbulkan ketergantungan pada pemakainya. https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/adiktif

Aku bertanya kepada salah seorang penggemar drama Korea yang sudah bertahun-tahun menyukai drama Korea sejak pertama kali menontonnya. 

"Kalau misal aku menyebut drakor bersifat "adiktif", setuju gak?" 

Dan dia menjawab, "Ho o mbak wgwgwg. Apalagi kalo dah genrenya suka."

Aku mulai menyadari bahwa drakor membawa sifat "ketergantungan" ketika aku menonton drama Healer 1 hari yang lalu. Pikiran itu muncul ketika aku berada di episode belasan. Beberapa episode pertama, aku masih berpikir apa serunya drakor ini. Masih mencerna apa yang sedang aku tonton. Setelah menonton 3 episode, aku memiliki semangat yang membara untuk segera menyelesaikan 20 episode yang dimilikinya. Dan dalam waktu 3 hari saja, 20 episode tersebut rampung aku tonton. 

Sejak menonton drakor, aku merasa diriku "lebih malas" untuk melakukan aktivitas lain. Aku lebih memilih untuk menyelesaikan drama yang sedang aku tonton daripada menyelesaikan buku yang sedang aku baca bulan ini. Dan itu terbukti. Jika 2 bulan kemarin aku bisa membaca 3/4 buku dalam satu bulan, bulan ini aku belum menyelesaikan satu pun buku. Padahal jatah buku yang harus aku selesaikan bulan ini tidak terlalu tebal. Sebagai gantinya, aku telah menonton 5 drama Korea: A Business Proposal (12 episode), The Good Bad Mother (14 episode), Reply 1998 (20 episode), dan Healer (20 episode). Biasanya, aku hanya membutuhkan waktu 3/4 hari untuk selesai menontonnya dan paling lama 7 hari.

Apa terdengar berlebihan jika aku menyebutnya adiktif? Dulu aku sering mendengar kata "maraton drakor" dari teman-teman yang hobi menonton drakor. Dan sekarang aku berada di fase tersebut. Aku tidak sepenuhnya lupa dengan aktivitas yang harus aku kerjakan. Tapi, ketika aku sudah mulai menonton satu judul film dan ternyata setelah beberapa episode aku menyukai ceritanya, ada perasaan bahwa aku harus segera sampai di bagian akhir. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...