Aku bertanya kepada salah seorang penggemar drama Korea yang sudah bertahun-tahun menyukai drama Korea sejak pertama kali menontonnya.
"Kalau misal aku menyebut drakor bersifat "adiktif", setuju gak?"
Dan dia menjawab, "Ho o mbak wgwgwg. Apalagi kalo dah genrenya suka."
Aku mulai menyadari bahwa drakor membawa sifat "ketergantungan" ketika aku menonton drama Healer 1 hari yang lalu. Pikiran itu muncul ketika aku berada di episode belasan. Beberapa episode pertama, aku masih berpikir apa serunya drakor ini. Masih mencerna apa yang sedang aku tonton. Setelah menonton 3 episode, aku memiliki semangat yang membara untuk segera menyelesaikan 20 episode yang dimilikinya. Dan dalam waktu 3 hari saja, 20 episode tersebut rampung aku tonton.
Sejak menonton drakor, aku merasa diriku "lebih malas" untuk melakukan aktivitas lain. Aku lebih memilih untuk menyelesaikan drama yang sedang aku tonton daripada menyelesaikan buku yang sedang aku baca bulan ini. Dan itu terbukti. Jika 2 bulan kemarin aku bisa membaca 3/4 buku dalam satu bulan, bulan ini aku belum menyelesaikan satu pun buku. Padahal jatah buku yang harus aku selesaikan bulan ini tidak terlalu tebal. Sebagai gantinya, aku telah menonton 5 drama Korea: A Business Proposal (12 episode), The Good Bad Mother (14 episode), Reply 1998 (20 episode), dan Healer (20 episode). Biasanya, aku hanya membutuhkan waktu 3/4 hari untuk selesai menontonnya dan paling lama 7 hari.
Apa terdengar berlebihan jika aku menyebutnya adiktif? Dulu aku sering mendengar kata "maraton drakor" dari teman-teman yang hobi menonton drakor. Dan sekarang aku berada di fase tersebut. Aku tidak sepenuhnya lupa dengan aktivitas yang harus aku kerjakan. Tapi, ketika aku sudah mulai menonton satu judul film dan ternyata setelah beberapa episode aku menyukai ceritanya, ada perasaan bahwa aku harus segera sampai di bagian akhir.
Komentar
Posting Komentar