Langsung ke konten utama

TAKUT

Mimpiku, ingin menjadi penulis terkenal. Dengan karya-karya yang dibaca banyak orang dan dapat memberikan inspirasi dan manfaat bagi siapa saja yang membacanya.

Itu mimpiku. Untuk saat ini, aku merasa belum benar-benar menjadi penulis. Aku tidak tahu bagaimana harus memulai ceritaku. Aku tidak tahu bagaimana caranya menjadi penulis yang baik. Aku tidak tahu bagaimana sebuah tulisan dapat dikatakan bagus atau tidak. Banyak hal yang tidak aku tahu tentang dunia kepenulisan. Lebih tepatnya belum. Karena aku merasa selama ini aku hanya menuliskan opini dan juga kata-kata yang memenuhi pikiranku. 

Aku ingin memulai menulis sebuah karya berupa cerpen, novelet, atau pun novel. Tapi aku tidak memiliki inspirasi tentang kisah yang ingin aku tulis. Jika kisah yang ingin aku tuliskan berdasarkan dengan pengalaman pribadiku, mungkin  akan menjadi kisah percintaan. Yang menurutku sudah sangat banyak penulis yang menulis tentang kisah percintaan. Tapi tema percintaan dapat dikatakan sebagai tema yang menarik dan paling banyak disukai. Termasuk diriku yang lebih suka membaca novel dengan genre romantis daripada novel jenis lainnya. Novel romantis memang ringan untuk dibaca. Tapi, bukankah kisah tentang percintaan "begitu-begitu" saja? 

Puluhan novel telah aku baca dan mayoritas novel romantis. Kesimpulanku, konflik utama dari novel-novel romantis yang aku baca pada dasarnya hampir sama; pacaran, perselingkuhan, pernikahan, dan yang sejenisnya. Yang membedakan adalah gaya penulis dalam membawakan kisahnya melalui kalimat-kalimat yang ia tulis. Bisa saja, dengan satu tema, dua penulis dapat menuliskan kisah yang berbeda. Aku ingin menjadi penulis yang memiliki ciri khas tersendiri. Jika esok hari aku menulis novel dengan tema percintaan, aku ingin novelku dapat memberikan banyak yang manfaat. Bukan hanya sekadar cerita karangan saja.

Namun, aku hingga detik ini, aku merasa tidak memiliki kepercayaan diri untuk menunjukkan tulisanku kepada orang lain. Justru aku malu ketika ada orang lain yang aku kenal membaca tulisanku. Meskipun di satu sisi aku sangat senang jika ada seseorang yang mengapresiasi karyaku. Aku selalu bertanya kepada diriku sendiri. Sampai kapankah ingin seperti ini terus? Ingin terkenal kok tidak berani dikenal. Mau sampai kapan ingin bersembunyi di balik kata takut dan tidak percaya diri?

Apakah kamu tidak yakin dengan dirimu sendiri?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...