Langsung ke konten utama

JAWABAN

Jawaban...

Dalam tulisanku sebelumnya aku bercerita tentang diriku yang mengalami kesulitan dalam memenuhi target harianku. Aku seperti "mengharuskan" diriku sendiri untuk mencapainya. Dan hari ini aku seperti menemukan jawaban atas masalahku kemarin. 

Tulisan yang menjadi jawaban itu mungkin telah aku baca beberapa pekan yang lalu. Tapi aku secara tidak sengaja melihatnya lagi hari ini. Masih sama dalam buku Atomic Habits hal. 150-151 yang isinya:

"Membingkai ulang kebiasaan dengan lebih berfokus pada manfaat ketimbang kerugian adalah cara yang cepat dan mudah untuk memprogram ulang pikiran dan menjadikan kebiasaan terkesan lebih menarik."

"Sekarang, bayangkan Anda hanya mengubah satu kata: Anda bukan "harus"... melainkan Anda "berkesempatan"..."

"Cukup dengan mengubah satu kata, Anda mengubah cara Anda memandang peristiwa-peristiwa yang sama. Anda berubah dari memandang perilaku-perilaku ini sebagai beban menjadi sebagai kesempatan."

"Perubahan pola pikir kecil ini bukan sesuatu yang ajaib, tapi bisa membantu mengubah perasaan-perasaan yang Anda kaitkan dengan kebiasaan atau situasi tertentu."

"Jika ingin selangkah lebih maju, Anda dapat menciptakan ritual motivasi. Anda cukup berlatih menghubungkan kebiasaan-kebiasaan Anda dengan sesuatu yang Anda nikmati, lalu Anda bisa menggunakan petunjuk itu setiap kali memerlukan sedikit motivasi.'

Memang benar ya... Terkadang jawaban bisa dalam bentuk apa aja. Selama beberapa hari ini rasanya berat karena berpikir untuk "mengharuskan" diri sendiri memenuhi semua agenda dengan tujuan awal agar dapat menjadi kebiasaan. Tapi justru malah menjadi tertekan. 

"Kebiasaan harus dinikmati."
Aku sedang mencoba menikmatinya. Entah caranya benar atau salah, tapi ini adalah jalan yang aku pilih. Bukan berarti aku tidak ingin keluar dari zona nyamanku, tapi sekarang aku sedang mencoba belajar untuk "menikmati" apa yang aku rasakan saat ini. 

Terlepas dari pikiran yang penuh dengan angan-angan, cita-cita, harapan, keinginan, dan mimpi yang harus SEGERA diwujudkan, inilah bagian dari prosesku untuk mewujudkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...

SIAPA PUN

Sejujurnya, ada hal yang mengusik pikiranku selama 7 bulan terakhir ketika aku membuka akun blogger ini. Selain mengusik, hal itu juga menjadi pertanyaan yang ingin aku temukan jawabannya. Adalah, Bagaimana mungkin orang-orang bisa membaca tulisan-tulisanku? Dari pencarian yang mana, mereka bisa sampai di halaman yang isinya hanya omong kosong? Apakah itu sebuah ketidaksengajaan? Atau mungkin saja, sengaja? Dalam setiap tulisanku selama 7 bulan ini, ada beberapa orang yang melihatnya. Jumlahnya tak banyak, bisa dihitung dengan jari tangan kanan.  Memang, aku ingin menjadi penulis yang terkenal. Tapi, rasanya aneh jika ada orang yang membaca tulisanku. Aku? Merasa tidak percaya diri ketika ada orang yang membacanya. Kebiasaanku yang mungkin "buruk" ketika aku menulis adalah aku tidak bisa membaca kembali apa yang sudah aku tulis. Rasa yang aku berikan ketika aku menulis dengan rasa ketika aku telah selesai menulisnya itu sangat berbeda, menurutku. Ada tulisan yang aku buat ket...