Langsung ke konten utama

BOSAN

Hampir tiga pekan berlalu setelah kepulanganku dari Jogja. 

12 hari berada di luar rumah, membuatku merasa bebas. Pada saat itulah aku berusaha untuk menikmati setiap perjalanan yang aku tempuh di Jogja maupun di tempat yang lain. Aku menyebutnya batas akhir. Batas akhir untuk diriku bermain-main dan tidak melakukan apa pun. Tapi setelah waktu berlalu, aku merasa tetap tidak melakukan aktivitas yang berguna. Aku masih tetap sama dengan diriku bulan lalu dan beberapa bulan sebelumnya, dengan rutinitas dan kebiasaan yang sama.

Mungkin dalam 24 jam, 8-9 jam hidupku aku habiskan untuk tidur. Sisanya? Tidak ada kegiatan yang berarti untuk masa depanku. Setidaknya, itulah yang aku pikirkan. Kurang lebih waktu 1 jam adalah waktu yang aku gunakan untuk kegiatan produktif; belajar bahasa Inggris (menonton/mendengarkan video/podcast berbahasa Inggris, bermain Duolingo, dan mencari arti kata berbahasa Inggris) juga membaca buku. Waktu 1 jam itu tidak terjadi setiap hari. Semua tergantung suasana hati yang mudah berubah-ubah. Waktu sisanya? Terbuang sia-sia. Rebahan, bermain dan memeriksa berbagai sosial media (TikTok, Twitter, Instagram, WhatsApp, dan YouTube) dan juga overthinking hampir setiap malam.

Dalam tulisan-tulisanku yang sebelumnya, sering sekali aku menuliskan kata "bingung" yang mungkin tadi hampir aku tulis kembali pada tulisan ini. Bukan tanpa maksud aku menulis kata itu. Tapi sering kali aku terjebak dalam posisi tersebut. Merasa tidak tahu harus melakukan apa dan bagaimana. 

Padahal... Banyak mimpi, cita-cita, harapan, impian dan keinginan yang harus diwujudkan menjadi nyata. Namun sampai sekarang, belum terlihat sama sekali tanda-tanda yang nyata akan wujudnya.

Salah satu cita-cita yang harus kuwujudkan adalah menjadi seorang penulis. Tentunya, bukan penulis biasa yang hanya menuliskan cerita karangan semata tanpa makna. Namun juga menjadi penulis yang memberikan pesan, motivasi dan inspirasi kepada siapa saja orang yang membaca tulisannya.

Memang... Semuanya adalah proses. Proses yang tidak mudah. Dapat dalam hitungan bulan, tahun atau bahkan seumur hidup. Baru saja aku membaca kata-kata dari seorang komedian terkenal pada jamannya dalam buku Atomic Habits halaman 263 yang berbunyi: "Sepuluh tahun untuk belajar, empat tahun untuk menyempurnakan, dan empat tahun untuk sukses besar." Jika ditotal, butuh waktu 18 tahun untuk benar-benar menjadi "seseorang". Dengan umurku sekarang, mungkin di umur 41 tahun "aku" yang sedang menulis ini baru akan menjadi "penulis" seperti yang aku harap-harapkan.

Haruskah menjalani 18 tahun dahulu untuk menjadi orang yang sukses? Entahlah... 

Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Namun, apa yang terjadi di masa depan, dapat diusahakan dan dimulai dari sekarang ini, kan?

Sebenarnya hari ini aku tidak ada keinginan untuk menulis karena tidak ada yang perlu ditulis. Ternyata, pikiranku terlalu penuh menimbun kata-kata untuk diungkapkan. Jadilah... Ratusan kata yang sekarang tersusun. Hehehe... Sekian. Yakinku, tidak ada yang akan membaca tulisan ini bahkan untuk 2 tahun ke depan. Mari kita lihat, tulisan setelahnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...