Hari ini aku bertemu dengan sahabatku.
Seseorang yang aku temui 11 tahun yang lalu. Tepatnya ketika aku berada di kelas yang sama dengannya. Tak menyangka... Aku bisa bertahan lama, berteman dengan orang yang aku pikir tidak akan bisa menjadi temanku.
Mungkin, hubungan pertemanan yang kita jalin selama 6 tahun ketika sekolah, tidak terlalu terasa. Dan kita tidak memiliki banyak kenangan untuk diingat. 3 tahun berada dalam satu kelas dan 3 tahun berada dalam kelas yang berbeda.
Aku mulai merasakan arti kehadirannya ketika awal aku kuliah. Ketika aku mulai hidup sendiri, jauh dari rumah dan berada di tempat yang asing. Ketika aku harus menjadi orang baru di tempat yang sebelumnya tidak pernah aku bayangkan. Mau tidak mau, aku harus beradaptasi dengan lingkungan baru.
Banyak orang yang aku temui. Di kos, di kampus juga di organisasi. Semakin banyak orang yang aku temui, semakin merasakan diri ini asing. Tidak semua orang cocok denganku dan tidak semua orang bisa menjadi temanku. Mengapa aku bisa berpikir seperti itu? Banyak orang yang mengajakku berkenalan. Setelah itu hanya sebatas "kenalan" dan tidak berlanjut menjadi "teman".
Merasa belum cocok dengan lingkunganku dan belum akrab dengan beberapa orang temanku, ketika aku ingin bercerita, aku mencari dan menghubungi sahabatku. Yang dulu aku menganggap dia hanya sebagai teman biasa, namun sekarang statusnya berubah menjadi sahabat, seiring berjalannya waktu.
Dalam 1 tahun ke depan, sejak September kemarin, sahabatku melanjutkan pendidikannya. Dan mau tidak mau, aku harus berpisah dengan dia untuk sementara waktu. Yang dalam beberapa bulan terakhir selama aku di rumah dan dia masih di rumah juga, hampir beberapa minggu sekali kita bertemu dan main bareng, mungkin sekarang bisa dalam hitungan beberapa bulan sekali baru bisa bertemu.
Apakah kita akan kembali seperti dulu? Kembali menjadi kita yang sibuk dengan kegiatan perkuliahan dan tugas kita masing-masing di tempat yang berbeda, Semarang-Yogyakarta.
Jauh tidak menjadi masalah selama aku masih bisa menghubunginya dan menanyakan kabarnya.
Jika suatu saat nanti dia pergi lebih jauh lagi, aku belum menyiapkan diri untuk jarak tersebut. Dan sejujurnya aku tidak tahu. Tapi sebagai sahabatnya, aku ingin dia merasakan dan hidup di tempat yang benar-benar baru untuknya.
Komentar
Posting Komentar