Langsung ke konten utama

MALAS

Aku memiliki Blog ini sudah tujuh tahun lamanya, sejak 2016. Aku lupa persisnya kapan, tapi tulisan pertamaku terbit Mei 2016. Selama kurun waktu 89 bulan (Mei 2016 - sekarang), aku telah merilis 56 tulisan. Menurutku, 56 tulisan dalam waktu tersebut adalah sebuah bentuk kemalasan dan ketidakkonsistenan diriku dalam menulis. Tidak setiap bulan menulis, sudah jelas. Tentunya banyak pula alasan mengapa malas sekali untuk mengisi Blog ini. Aku membuka halaman ini ketika aku "hanya" benar-benar ingin menulis. Menulis sesuatu yang aku rasakan. Sesuatu yang menurutku sangat berat, hingga tidak ada tempat lagi untuk bercerita selain melalui tulisan di Blog ini juga di buku harian.

Banyak juga tulisan yang belum selesai dan tidak ada niatan untuk aku selesaikan. Alasannya sederhana, malas. Alasannya memang sederhana. Tapi penjelasan dari alasan tersebut yang tidak singkat. Malas, karena perasaan ketika sedang menulis tulisan tersebut dengan perasaan yang terjadi beberapa waktu setelahnya untuk melanjutkan tulisan tersebut telah berbeda. Belum lagi, ditambah dengan perasaan-perasaan lain yang menghampiri. Misal, ketika aku menulis tulisan ini, aku sedang bersemangat untuk menghasilkan sebuah tulisan baru untuk hari ini. Karena aku mengalami kebuntuan dalam menyusun kata-kata lagi, aku memutuskan untuk berhenti dan tidak melanjutkannya. Beberapa hari setelahnya, ketika aku mempunyai keinginan untuk melanjutkan tulisan ini, semangat menulis mulai kendor. Motivasi dan inspirasi berkurang. Di sisi lain, peristiwa yang terjadi padaku hari ini membuat perasaanku bersedih. Jadilah, tulisan yang tidak selesai. 

Ada pula tulisan yang memang aku tidak berniat melanjutkannya. Ini bisa disebabkan karena kenangan dan keadaan yang sudah berbeda dari keadaan pertama aku menulis. Misal, aku menulis tentang perasaan jatuh cintaku pada seseorang dan tulisan tersebut belum usai. Beberapa bulan setelahnya, aku baru ingat kalau ternyata aku mempunyai tulisan dan belum selesai. Aku tidak bisa melanjutkannya karena sekarang perasaanku kepadanya telah berbeda. Tidak lagi sama seperti dahulu. Dan lebih baik lagi jika tulisan itu tidak diselesaikan. Jika diselesaikan, mungkin akan menimbulkan goncangan pada perasaan. Hehehe....

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...