Langsung ke konten utama

WAMIL

Para member BTS telah menjalankan proses wajib militer. Tanggal 11, RM & V memasuki kamp pelatihan. Tanggal 12, Jimin & Jungkook menyusulnya. 
Seperti mereka yang memulai aktivitas baru, aku pun harus memulai aktivitas baruku, menyusun ulang rencana-rencanaku untuk ke depannya. Menyiapkan rencana untuk esok hari.

Apakah pada tahun 2025 aku masih menjadi salah satu dari jutaan penggemar BTS? Apakah aku masih tetap setiap menunggunya di tahun 2025? Apakah aku telah memiliki cukup uang untuk membeli tiket konsernya? Selama setahun ini, aku belum tertarik untuk membeli "sesuatu" yang berhubungan dengan BTS, seperti album, lightstick, buku, aksesoris maupun yang lainnya. Karena aku menyadari bahwa aku belum memiliki cukup uangku sendiri untuk membelinya. Tak bisa dibilang murah harga untuk satu itemnya. Aku masih merasa miskin.

Mereka wamil, aku ngapain? 

Mungkin yang bisa aku lakukan sekarang hanya memutar kembali lagu-lagu yang dahulu sering aku dengarkan. Itu adalah satu-satunya cara yang paling bisa aku lakukan sedari dahulu untuk selalu mendukung mereka. Aku masih menyukai lagu-lagu yang dulu aku sukai. Seesaw, People, Mic Drop, Run BTS, 00:00 Zero O'clock, Let Go, Film Out, dan lagu-lagu yang lainnya.

Yang aku rasakan hari ini, kegilaanku pada BTS dan dunia K-pop mulai memudar. Apakah aku mulai bosan? Mungkin bisa dikatakan seperti itu. Setiap hari aku selalu mencari tahu tentang mereka, memutar lagu-lagunya, menonton konten-kontennya, menanti postingan dan siaran langsung dari salah satu member. Dahulu aku sangat antusias. Sekarang, aku merasa sewajarnya saja. Aku tidak lagi berseri-seri ketika aku menceritakan tentang mereka. Aku tidak lagi histeris ketika salah satu member mengadakan live. Aku tidak lagi mendengarkan lagu-lagunya setiap hari. Aku tidak lagi menanti update dari mereka. Yah...Aku pikir semua ada waktunya. 

Apakah aku dapat dikatakan sebagai Army? Padahal aku sendiri yang dahulu berkata bahwa aku adalah seorang Army. Tapi apa dapat dikatakan Army, seseorang yang seperti aku? Mengidolakan sewajarnya dan tidak menggilainya. Aku tetap mendukung karya-karya mereka namun juga tidak berlebihan. Aku merasa harus mengontrol diriku sendiri agar tidak mengidolakannya secara fanatik. Menerapkan kata "sewajarnya" ketika aku berhadapan dengan mereka. Kata itulah yang menjadi tembok antara aku dan BTS. Bukan tembok yang tinggi karena aku masih bisa melihatnya. 

Tapi aku akan tetap mengatakan bahwa BTS adalah obatku ketika aku berada dalam fase terendah dalam mengerjakan skripsi. Aku tidak akan pernah menyesal telah menyebut mereka dalam kata pengantar skripsiku dan berterima kasih kepadanya. Karena itulah kenyataannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...