Langsung ke konten utama

PATAH

Hari kedelapan di bulan Desember. 

Dunia sedang menunjukkan jeleknya orang berumah tangga (baca: sisi buruk pernikahan). Bulan ini pun aku didesak secara lisan untuk segera menikah, entah konteksnya serius atau bercanda, aku menganggap pernikahan sebagai sebuah "keharusan".

Apakah pernikahan adalah suatu keharusan yang harus dilakukan? Apakah pernikahan adalah sebuah "pencapaian" bagi setiap orang? Apakah ada jaminan bahwa pernikahan itu akan selalu membahagiakan?

Aku baru saja menyelesaikan membaca novel romansa. Novel itu dulu adalah cerita Wattpad yang sering aku baca dahulu dan aku selalu menunggu kelanjutan ceritanya setiap minggu. Pada tahun 2018, cerita tersebut diterbitkan dan aku menjadi salah seorang pembaca yang membeli cerita tersebut versi cetaknya. Sudah dapat ditebak isinya tentang apa dan fokus ceritanya bagaimana. Pernikahan, rumah tangga, perasaan, masalah, hubungan seksual, anak, tanggung jawab, pekerjaan, dan lain-lain. Aku yang dulu selalu antusias menikmati cerita yang disajikan oleh penulisnya, terutama cerita yang melibatkan emosi di dalamnya. 

Dan, 5 tahun kemudian, tepatnya hari ini, aku baru selesai membacanya secara penuh dalam versi cetak. Perasaan aku membaca versi Wattpad ketika aku beranjak dewasa dengan versi cetak ketika aku sudah berada di fase dewasa sangat berbeda. Aku yakin sekali. Aku mencoba mencernanya dengan fokus yang berbeda. Jika dahulu, aku akan fokus pada setiap bagian kecil kisah yang membentuk cerita (bagian khusus), sekarang aku fokus pada pemahaman dan gambaran cerita itu secara menyeluruh (umum). Jika dahulu aku dapat dengan mudah berubah menjadi makhluk perasa ketika tokoh tersebut sedang patah hati, merasa ingin dicintai, putus asa, sedih, bahagia, berbunga-bunga, dst. dan dengan mudah pula berimajinasi ketika tokoh sedang menyatakan perasaannya, menghabiskan waktu berdua, melakukan adegan dewasa, dst. Sekarang aku lebih fokus kepada relasi yang sedang terjadi, entah itu hubungan pertemanan, pacaran, maupun pernikahan.  

Banyak orang yang mengatakan bahwa pernikahan itu tidak seindah kedengarannya dan tidak selalu bahagia seperti kelihatannya, tidak seperti di novel-novel maupun di sinetron atau film-film yang tayang di televisi. Mungkin aku setuju dengan hal tersebut. Namun, aku tidak lupa bahwa pada setiap novel yang aku baca, film yang aku tonton atau cerita yang aku dengar, kisah percintaan tokoh-tokohnya tidak semuanya berjalan dengan lancar. Konflik yang terdapat di dalamnya juga tidak lepas dari pemikiran pengarangnya ketika membuat cerita tersebut. Entah berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain. Tidak semua bagian harus selalu suka cita. Tidak semua akhir  harus bahagia. 

Ternyata, konflik yang dialami juga bermacam-macam. Perselingkuhan salah seorang di antara dua tokoh, faktor ekonomi, mertua yang terlalu ikut campur urusan rumah tangga anaknya, tidak saling memahami satu sama lain, karakter yang sangat berbeda dan bertolak belakang, amarah yang tidak terkontrol, suami/istri yang lalai terhadap tanggung jawab, gengsi yang dijunjung tinggi, harmonisasi yang tidak tercapai, selalu merasa kurang dan tidak bersyukur, tidak mau mendengarkan pendapat pasangan, tidak ada yang mau mengalah, dan masih banyak yang lainnya.

Ya, dunia sedang menunjukkan hal-hal yang telah aku sebutkan di atas. Kembali ke pertanyaanku, apa menikah adalah sebuah pencapaian?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...