Langsung ke konten utama

PERUNDUNGAN

Sore tadi... Setelah menonton satu episode drama Korea pertama yang aku tonton bulan ini, tentang tokoh yang mengalami perundungan dari keluarganya sendiri, aku jadi teringat dengan kejadian-kejadian yang aku alami. Ya, tentang perundungan. 

Aku baru menyadari bahwa aku adalah korban perundungan dari orang-orang sekitarku, bahkan orang tuaku sendiri. Aku sering mengalami perundungan verbal, terutama tentang fisikku. Sejak kecil, fisikku selalu menjadi bahan ejekan lingkunganku. Di mulai dari dahiku yang lebar ketika aku masih kanak-kanak, betisku yang besar, rambutku yang merah, ukuran telapak kakiku yang panjang juga wajahku yang berjerawat. Selain fisikku, "sesuatu" lain yang berada di luar diriku juga menjadi olok-olokan. Misal, bentuk rumahku yang menurut teman-temanku seperti gereja, nama bapakku yang mirip dengan nama salah satu hewan yang sering dijadikan tontonan, dan lainnya. Tidak hanya ketika aku kecil saja, hingga dewasa yang telah berumur 23 tahun pun aku masih mendapatkan hinaan tersebut. Masih tetap sama.

Setelah aku renungkan, ternyata dampaknya tidak main-main terhadap kepribadianku. Aku yang ketika kelas 5, disuruh tampil nyanyi di atas panggung ketika wisuda perpisahan, terlalu takut untuk menatap orang. Aku malu jika harus ditatap orang-orang dan berakhir hanya berani menatap panggung di mana aku berpijak. Ketika aku perpisahan kelas 6 pun, aku sangat grogi dan deg-degan untuk naik ke atas panggung.

Oh begini ternyata, dampak yang aku alami. Tak salah jika aku yang sekarang terlalu malas untuk bertemu orang lain. Bukan aku anti sosial. Tapi bertemu orang lain membutuhkan energi yang cukup besar dan mental yang kuat. Tak jarang, ketika aku mengobrol dengan orang lain, kata yang keluar dari mulutku adalah kata-kata yang "belibet" dan tidak sesuai dengan apa yang aku pikirkan.

Selama ini aku bertanya-tanya, kenapa aku sangat takut untuk bertemu orang lain? Tidak seperti temanku yang memiliki rasa percaya diri jika harus berhadapan dengan orang lain. Aku selalu menghindar jika harus bertemu dengan orang yang aku kenal di jalan lain. Aku tidak berani menyapanya bahkan cenderung pura-pura tidak mengenalnya. Aku terlalu rendah diri dan tidak percaya dengan kemampuanku dalam berkomunikasi di depan publik. 

Jadi, apa yang harus aku lakukan? Mungkin, untuk saat ini aku harus melatih diriku untuk bertemu dan mengobrol dengan banyak orang. Tidak merasa malu dan minder dengan apa adanya diriku. Apa aku mengubah diriku menjadi sosok ekstrover? Mungkin...

Semoga berhasil menjadi pembicara yang hebat di depan umum.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...