Langsung ke konten utama

PMR

Perfect Marriage Revenge

Apakah rasa cinta itu bisa muncul secara tiba-tiba? Apakah memang bisa, jatuh cinta pada pandangan pertama? Mungkinkah? 

Menurutku, cinta bisa ditumbuh dengan banyak jalan. Tapi cinta adalah suatu hal yang misterius. Banyak orang yang mengalami kesulitan untuk memahami cinta itu sendiri. 

Apakah cinta dapat bertahan lama? Apakah dapat dihitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk merasakan perasaan cinta?

Ada sebuah pemikiran selintas dalam kepalaku. Hal ini dilandasi dengan fakta bahwa banyak pasangan yang telah menjalani rumah tangga selama bertahun-tahun bahkan puluhan tahun pada akhirnya memutuskan untuk bercerai. Apa kira-kira sebab yang pantas atas hal tersebut? Hilangnya rasa cinta? Faktor ekonomi? Faktor tujuan yang berbeda? Faktor kebahagiaan? Faktor kekerasan dalam rumah tangga? Faktor anak?

Banyak orang yang sebelum memutuskan menikah, dapat berkata dengan lantang alasan yang melatarbelakanginya. "Cinta" adalah alasan yang sering kali digunakan. Apakah dari banyaknya pasangan yang pada akhirnya memutuskan untuk bercerai setelah membina rumah tangga selama puluhan tahun kehilangan rasa cinta?

Aku pernah mendengar sebuah ceramah dari salah satu Habib, bahwa kita harus mencintai seseorang yang kita nikahi, bukan menikahi orang yang kita cintai. Sekilas, keduanya tampak sama. Tapi bagiku, keduanya berbeda. Dasar pernikahan yang dilakukan tentu berbeda. Bagi seseorang yang saling mencintai, pernikahan yang dilakukan berdasarkan dengan cinta yang telah ada. Sedangkan bagi yang menikah bukan karena cinta, alasan cinta itu tidak ada. 

Setelah menonton beberapa drama Korea yang bergenre romansa, beberapa orang yang menikah bukan karena sebab cinta. Ada yang karena terpaksa menikah karena ingin memiliki seseorang yang melindungi dirinya dan keluarganya. Ada yang karena tuntutan keluarga serta lingkungan yang mengharuskan untuk segera menikah. Ada yang karena ingin membalas dendam kepada keluarganya. Ada yang karena hamil di luar nikah. Ada yang karena ingin menguasai harta dan kekayaannya. Dan masih banyak lagi yang lainnya.

Tentu, dalam Islam sendiri, mencintai seseorang yang telah kita nikahi dianggap lebih mulia daripada menikahi seseorang yang kita cintai. Menikahi seseorang yang kita cintai, identik dengan suatu hal yang kurang baik sebelum pernikahan. Sebut saja, pacaran. Berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk berpacaran? Tidak hanya waktu saja, tenaga, materi, mental juga turut dihabiskan. Pacaran dianggap sebagai salah satu cara untuk saling mengenal satu sama lain. Tapi banyak juga yang setelah menikah, merasa kaget dengan karakter asli yang ditunjukkan oleh pasangannya. 

Jalan mana yang akan aku tempuh esok hari ketika menikah? Menikahi seseorang yang aku cintai atau mencintai seseorang yang aku nikahi? Apakah keduanya dapat disatukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...