Langsung ke konten utama

TREND

Beberapa hari ini lagi viral trend video yang berisi tentang pesan untuk anak di masa depan.

"Hai Kids... This is your mom." Mungkin aku akan membuatnya juga untuk anakku di masa depan nanti. 

Oke. Mari kita mulai.


Teruntuk anakku di masa depan nanti.

Hai, Nak!

Ini ibumu. Entah kamu akan membaca pesan ini suatu saat nanti, atau ibumu lupa kalau dia pernah menulis surat ini, semoga kamu bisa mengerti apa yang akan ibu sampaikan dalam surat ini.

Ibumu menulis ini sehari sebelum tahun berganti menjadi 2024. Ya, itu berarti ibumu berusia 23 tahun. Ibumu telah diwisuda S1 pada Juni 2023. Hingga ketika pesan ini ditulis, ibumu belum menemukan pekerjaan yang cocok untuknya. Ibumu mungkin tak sehebat dan sekeren ibu teman-temanmu dengan segala pencapaian mereka. Tentu, ibu ingin menjadi seperti mereka dengan segudang kelebihan dan talenta yang dimiliki. Ibumu hanya wanita biasa yang memiliki banyak keinginan, harapan, dan cita-cita yang ingin dia wujudkan. 

Untuk anakku, ibu memiliki harapan bahwa suatu saat nanti, ibu bisa menjadi orang tua yang baik untukmu. Dengan segala keterbatasan yang ibu punya, dengan minimnya ilmu yang ibu miliki, ibu ingin mengajarimu banyak hal, menjadikanmu anak yang hebat dan tangguh. Ibu berharap, ketika kamu dewasa nanti, kamu berkata kepada semua orang bahwa ibumu adalah wanita yang hebat dan kamu tidak pernah menyesal terlahir dari rahim wanita itu. 

Teman-teman ibu banyak sudah menikah di usia ini. Tapi, ibumu ini masih memiliki banyak ketakutan akan masa depan, terutama mengenai anak. Ibu belum siap secara mental, fisik maupun finansial jika harus memutuskan menikah di usia yang sama dengan teman-teman ibu. Ketika anak-anak teman ibu sudah memasuki bangku sekolah dasar, mungkin saja kamu baru lahir ke dunia. Ibu tidak pernah khawatir jika ibu akan melahirkanmu di usia di atas 25 tahun. Ibumu tidak ingin buru-buru menikah hanya karena "ingin segera". Ibumu ingin menikah ketika dirinya sudah benar-benar siap menikah di usia yang tepat.

Apa ibumu tidak ingin segera bertemu denganmu? Tentu ibumu sangat menginginkan hal itu. Akan tetapi, asal kamu tahu bahwa perlu banyak hal yang harus disiapkan untuk bertemu denganmu. Untuk saat ini, ibumu belum menemukan ayahmu. Karena kamu tidak bisa memilih siapa yang akan menjadi ayahmu, biar ibu saja yang memilihnya. Ibu tidak ingin salah memilih seseorang yang akan menjadi ayah dari anak-anak ibu nanti. Ibu tidak ingin sembrono dalam memilih pria yang akan membantu dan mendampingi ibu mendidik anak-anak ibu nanti. Karena ibumu selalu berusaha untuk mendidik dirinya sendiri untuk menjadi orang tua yang baik, meskipun belum menjadi bisa orang tua yang terbaik. Ibu ingin belajar tentang banyak hal untuk menjadi orang tua yang baik. Ibu ingin memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak ibu nanti. Entah kamu akan memiliki beberapa saudara atau tidak, ibu berharap keluarga kita menjadi keluarga yang cemara.

Ibu ingin selalu berada di sampingmu dan selalu ada untukmu kapan pun dan di mana pun. 

Ibu ingin menjadi pendengar yang baik ketika kamu bercerita.

Ibu ingin menjadi teman yang asyik untuk mengobrol dan berdiskusi.

Ibu ingin membelikan apa pun yang kamu mau tanpa kamu memikirkan harga ketika membelinya.

Ibu ingin selalu memperhatikanmu di setiap langkah tumbuh kembangmu.

Ibu ingin memberikanmu asupan makanan yang bergizi melalui masakan yang ibu hidangkan untukmu.

Ibu ingin selalu mendukung apa pun yang menjadi keputusanmu.

Ibu ingin selalu berdoa untuk setiap kebahagiaanmu.

Ibu ingin kamu bangga terhadap ibumu yang buruk ini.

Mungkin cukup ini saja yang dapat ibu tuliskan untukmu.

Semoga ibumu memiliki kesempatan untuk melihat kesuksesanmu.

Sampai jumpa nanti...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...