Langsung ke konten utama

NIKMAT

Aku harus menulis apa? Apa yang harus aku tulis saat ini?

Mengapa kita dengan mudah melupakan hal-hal yang pernah kita lakukan pada hari-hari yang telah kita jalani? Mungkin hanya sebagian kecil yang kita ingat, karena mungkin saja itu mengandung nilai "kenangan". Adalah menulis yang bisa menjadi salah satu cara untuk mengingatnya. Meskipun tidak semua akan kita ingat dengan kita membacanya kembali. Cukup dengan intronya. Mari kita melanjutkan bercerita tentang hal-hal yang aku alami hari ini.

Selama dua hari ini aku berkunjung ke salah satu rumah sakit swasta yang ada di kota. Hari pertama, aku kesasar karena aku lupa jalan. Ditambah dengan HP-ku yang mulai menunjukkan tanda-tanda lelah untuk hidup. Setelah kesasar lumayan lama ditambah dengan tekanan dari kesabaran ibuku setipis tisu dibagi sepuluh, akhirnya aku menemukan rumah sakit yang aku datangi. Hari kedua, aku tidak lagi tersesat. Sangat keterlaluan jika harus tersesat untuk kedua kalinya hanya untuk mengunjungi tempat yang sama dalam waktu berdekatan.

Selama 2 hari, aku bisa makan roti. Roti adalah salah satu makanan kesukaanku selain buah. Aku selalu bingung jika harus disuruh memilih jajanan yang ingin aku beli. Dan memilih roti adalah keputusan yang tepat untuk jajan menurutku jika dibandingkan terus berada dalam kebingungan tak berkesudahan. . Selama sebulan ini, aku merasa aku terlalu banyak makan makanan yang terbuat dari tepung dan kurang mengonsumsi sayuran. Terbukti dengan berat badanku yang naik sekilo, dengan lemak tubuh dan perut yang mengalami peningkatan daripada bulan lalu.  Ditambah dengan aku yang terlalu malas untuk berolahraga menjadikan tubuhku makin mengembang seiring berjalannya waktu.

Tidak masalah jika berat badanku naik, aku sangat-sangat bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan kepadaku. Terutama dalam hal makanan. Selama ini, aku merasa beruntung makanku selalu tercukupi. Selama di kos pun, meskipun uang bulananku hanya tersisa sedikit, aku masih bisa makan. Aku juga ingin mencoba makanan yang belum pernah aku coba seperti ramen, steik, sushi dan banyak lagi yang lainnya. Orang tuaku tidak pernah marah jika aku jajan. 

Suatu saat nanti, aku ingin anakku makan makanan yang lezat dan bergizi tanpa memikirkan uang yang harus aku keluarkan untuk membelinya. Aku ingin hidupku dan keluargaku tercukupi dengan baik. Uang yang aku punya cukup untuk membeli apa pun yang aku butuhkan dan aku inginkan. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...