Langsung ke konten utama

KATA

Aku kehilangan kata-kataku untuk hari ini. Ingin sekali aku menulis sesuatu. Tapi entah mengapa rasanya kosong. Seperti biasa, tidak ada yang dapat diceritakan.

"Kau pasti punya sesuatu untuk diceritakan."

Saking inginnya aku menulis, tapi tidak ada yang keluar dari otakku, aku hanya mampu menuliskan kata-kata yang berasal dari buku yang telah aku baca ke dalam papan tulis menggunakan spidol. Apa aku harus memulai menulis sesuatu yang bermanfaat untuk dibaca orang lain? Tapi sepertinya, aku belum pandai menulis seperti itu. Rencana untuk menulis novel saja masih belum berlanjut lagi. Padahal baru dapat satu tulisan, itu pun hanya dua halaman.

Dahulu... aku sangat suka menulis kata-kata yang bertema cinta. Tapi itu dulu. Setelah menulis skripsi, keahlianku yang itu sudah hilang dan tergantikan dengan menulis curhatan. Hehehe... Aku selalu mengusahakan diriku untuk menulis satu tulisan utuh atau satu halaman atau satu paragraf atau satu kata kalimat atau satu kata dalam setiap hari. Satu kata yang aku tulis, kemungkinan akan menjadi sebuah rangkaian kata yang tersusun menjadi satu kalimat. Beberapa rangkaian kalimat yang telah tersusun berubah menjadi satu paragraf. Paragraf yang telah tertulis dapat berubah menjadi satu tulisan yang utuh.

Satu tulisan utuh tidak harus selesai dalam waktu sekali duduk. Bisa juga akan selesai keesokan harinya atau bahkan beberapa hari ke depan. Target utamaku adalah menulis tulisan utuh. Aku harus menyelesaikan itu agar tulisanku dapat terbaca lengkap. Dalam satu tulisan utuh, aku tidak pernah menghitung jumlah kata yang aku tulis. Aku hanya mengira-ngiranya.

Tulisan yang aku publikasikan pun tergantung dari cerita dan juga suasana hatiku yang gampang berubah. Di usiaku yang segini, masalah suasana hati masih menjadi pokok persoalan bagi diriku. Terkadang aku masih merasa sangat kesulitan mengendalikannya. Terkadang aku kesulitan untuk memvalidasi apa yang sedang aku rasakan. Aku saja tidak tahu apa yang sedang terjadi di dalam diriku, bagaimana mungkin aku dapat memberitahu orang-orang tentang hal-hal yang sedang  aku bingungkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...