Percaya dengan
orang yang baik? Percaya bahwa masih banyak orang-orang baik yang ada di
sekeliling kita?
Atau justru
karena pernah tersakiti oleh satu orang, lantas menganggap semua orang itu
sama? Pembohong? Penipu? Play boy? Play girl? Brengsek? Bangsat? Buruk? Jahat? Misalnya
saja, ada seorang cewek yang pernah diselingkuhi oleh cowoknya, lantas si cewek
bilang, “semua cowok itu sama saja! Brengsek!” Kata-kata yang sering diucapkan
cewek ketika disakitin oleh seorang cowok. Drama cewek banget...
Jika kamu
menganggap semua orang itu sama, apakah cowok yang kamu anggap berengsek itu
sama dengan ayahmu, yang memberikan semua cintanya dengan susah payah demi
kebahagiaan anak perempuannya? Apakah cewek yang kamu nilai murahan itu sama
dengan ibumu yang telah susah payah mengandung, melahirkan, menyusui, dan
membesarkanmu dengan penuh kasih sayang?
Aku tidak pernah
menyalahkan pandangan orang yang seperti itu. Toh, itu sah-sah saja. Mungkin karena emosi,
lantas ia tidak dapat mengontrol sesuatu yang keluar dari mulutnya, bisa juga
karena pengalaman pahit yang pernah ia alami. Hanya saja yang perlu diingat,
tidak semua orang sama seperti apa yang kamu kira. Tidak semua orang itu buruk
seperti yang kamu bayangkan, yang sama dengan orang-orang yang pernah
menyakitimu. Tidak semua orang baik harus dipandang baik, ia akan tetap
terlihat buruk oleh orang-orang yang membencinya. Lha wong Nabi saja yang ma’shum,
banyak orang yang mencaci maki, menghina, mengejek, dan juga mencemoohnya kok. Apalagi
dapuranmu! Hehehe... peace...
Kita tidak bisa
menghentikan orang lain untuk mengutarakan pendapatnya. Karena masing-masing
dari kita mempunyai hak untuk mengeluarkan pendapatnya, kebebasan
berpendapatnya terjamin. Hal yang bisa kita lakukan adalah mengontrol diri
sendiri, harus berpikir terlebih dahulu sebelum berpendapat juga mengomentari
sebuah pendapat. Menimbang-nimbang terlebih dahulu, apakah pendapat kita menyinggung
perasaan orang lain? Menghina orang lain? Merendahkan orang lain? Atau juga melukai
hati orang lain? Harus benar-benar dipikirkan akibat yang ditimbulkan setelah
kita menyuarakan pendapat kita.
Jika kita
berniat menjadi orang yang baik, maka Tuhan akan mempertemukan kita dengan
orang-orang yang baik. Setia itu tetap dan teguh hati pada satu hal. Orang yang
setia adalah orang yang langka, terutama dalam sebuah hubungan. Tidak beralih (pindah)
ke hati yang lain meskipun telah disakiti berkali-kali. Tak peduli seberapa
sakit yang ia terima, ia tetap bertahan, demi orang yang dicinta. Entah ada
atau tidaknya orang yang ia cintai, ia tetap akan menjaga rasa cinta itu. Rasa cintanya
tidak pernah bisa tergantikan oleh rasa cinta yang lain. Itulah setia. Kamu orang
yang setia? Semoga setiamu terbalaskan ya... Bukan setia yang setiap
tikungan ada ya... Yang katanya, sebelum janur kuning melengkung, masih
bisa ditikung. Kalaupun janur kuning sudah melengkung, masih bisa disetrika
biar lurus lagi. Bukan, setia bukan yang seperti itu.
Jadi, jangan
pernah samakan aku dengan dia! Aku ya aku, dia ya dia. Kita berbeda! Mari,
berkenalan dan berkawan dulu denganku. Setelah itu, terserah kamu ingin
menilaiku seperti apa. Terserah kamu, ingin terus berada disampingku atau pergi
meninggalkanku. Terima kasih telah mau mengenalku. Terima kasih telah mau
menjadi kawanku. Aku bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang yang sepertimu. Semoga
kamu selalu bahagia, ya!
Tidak penting
kamu dianggap baik ataupun buruk oleh sesama manusia, yang terpenting adalah
kamu selalu berbuat baik kepada siapapun, baik kepada sesama manusia maupun
kepada sesama makhluk Tuhan yang lainnya.
Komentar
Posting Komentar