Langsung ke konten utama

SEDIH

Hari ini, aku mengalami apa yang pernah aku alami sebelumnya. 

"Tidak semua hal berjalan sesuai dengan kemauanmu."

Rencana yang telah aku persiapkan 1,5 bulan yang lalu, harus gagal. Bukan karena aku yang tidak ingin mewujudkannya, tapi karena faktor lain yang di luar kendaliku.

Apa aku sedih? Tentu. 

Apa aku kecewa? Jelas.

Apa aku marah? Pasti.

Aku selalu bertanya-tanya,  mengapa aku harus mengalaminya lagi? Siapa yang harus aku salahkan? Kok rasanya sangat sulit bagiku untuk melaksanakan apa yang menjadi rencanaku. Memang, diriku juga memiliki ketakutan dan kekhawatiran. Namun, hal itu bisa aku atasi dengan tekad yang kuat dan keinginan yang tidak mudah digoyahkan. Mengapa sulit? 

Apakah semesta tidak merestuiku untuk mewujudkan apa yang menjadi inginku? Apa yang harus aku lakukan selanjutnya jika rencana-rencanaku banyak yang gagal sebelum aku menjalankannya?

Aku menarik nafasku dalam-dalam, dan menghembuskannya secara perlahan-lahan. Pagi tadi, diriku dipenuhi oleh rasa marah, benci, sedih, kecewa, juga dendam. Malamnya, entah apa yang sedang aku rasakan sekarang. Mau melanjutkan apa yang aku rasakan tadi pagi juga rasanya percuma dan jika aku melanjutkannya, justru diriku sendiri yang akan mengalami kesulitan untuk mengendalikannya. 

Bagaimana selanjutnya? Aku masih memikirkan hal itu. Apa aku harus mendaftarkan diri sebagai relawan di Raja Ampat. Sepertinya menarik. Tapi, tapi, tapi... Urusan nanti mungkin lebih baik tidak aku pikirkan sekarang. Tidak ada salahnya aku mencoba. Siapa tahu saja aku lolos tanpa bayar sepeser pun alias gratis. Boleh boleh boleh.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...