Langsung ke konten utama

SEPEKAN

Tahun 2024 telah terlalui selama sepekan. Bagaimana perasaanmu selama sepekan ini? Apakah dirimu baik-baik saja? Apakah pikiranmu tenang?

Aku harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang aku ajukan kepada diriku sendiri. Untuk mengenang perjalanan yang telah aku lalui selama 1 pekan, 7 hari, 168 jam, 10.080 menit, dan 604.800 detik. Jika dilihat dari hitungan detik, rasanya angkanya terlalu banyak karena telah mencapai ratusan ribu. Jika dilihat dalam hitungan hari, itu sangat sedikit karena masih dalam bilangan satuan. Aku harus melihat tahun 2024 ini dari angka yang mana? Tengah-tengahnya adalah jam. Dan aku pikir, itu seimbang di antara banyak dan sedikit. 

168 jam.

Apa yang telah aku lakukan selama itu?

Sebelumnya, aku akan menjawab 3 pertanyaan di awal. 

Bagaimana perasaanku selama sepekan ini? Secara menyeluruh, aku tidak bisa mendeskripsikan dengan jelas apa yang sedang aku rasakan. Baik? Tidak juga. Buruk? Tidak juga? Seimbang baik buruk? Tidak juga. Entah kata mana yang dapat mewakili apa yang telah aku rasakan selama seminggu ini.

Apakah dirimu baik-baik saja? Aku selalu merasa baik-baik saja, khususnya secara fisik aku sehat. Tapi, sudah lebih dari 5 hari aku tidak bertemu matahari. Aku "mengurung" diriku di dalam rumah, dan lebih banyak berada di dalam kamar. Jika esok hari aku masih menyibukkan diri di dalam kamar, berarti angka diriku tidak bertemu matahari akan bertambah. Sejujurnya hari ini aku berkeinginan untuk berolahraga pagi di Alun-alun Pati bersama sahabatku. Ternyata rencanaku untuk jogging harus gagal karena dia ada ujian hingga menjelang siang. Sedikit sedih, tapi tak masalah. Mungkin memang belum saatnya aku bertemu matahari. Hehehe...

Apakah pikiranku tenang? Emmm.... Pikiranku tidak pernah bisa tenang karena selalu berisik. Tidak ada "sesuatu" yang harus aku pikirkan pun aku memikirkan hal lain yang biasanya tidak penting. Definisi pikiran yang tenang itu yang seperti apa? Apakah pikiran yang sedang tidak memikirkan hal apa pun secara berlebihan? Apakah pikiran yang hanya berfokus kepada diri sendiri? Jika bertanya kepadaku tentang pikiran yang tenang, mungkin orang yang bertanya harus menjelaskan terlebih dahulu tentang makna "pikiran tenang" agar aku bisa memberikan jawaban yang sesuai dengan pertanyaan yang diberikan. Yang bisa aku jawab adalah pikiranku selalu penuh dan tidak tenang. Aku berhenti berpikir mungkin hanya ketika sedang tidur. Selebihnya, kembali seperti lalu lintas yang padat merayap yang memenuhi setiap ruas jalan. Baik jalan besar maupun jalan sempit.

Apa yang telah aku lakukan selama sepekan ini? Seperti biasa, aku membaca novel, menonton drama, menulis curhatan, memeriksa sosial media satu per satu, membuat cerita di sosial media agar orang mengira bahwa aku masih hidup, makan, tidur, urusan kamar mandi, dan entah hal apalagi yang aku lakukan sehari-hari. Kegiatan repetitif. Namun, ada 1 hal yang menurutku berbeda dari yang biasanya. Bisa ditebak, apakah itu? Sepertinya sulit untuk menebaknya karena diriku bukanlah orang yang mudah ditebak. Aku mendaftar program pelatihan di Balai Latihan Kerja Kabupaten Pati. Program yang telah aku tunggu-tunggu sejak satu tahun. Aku tertarik pada pelatihan pembuatan roti dan kue. Semoga aku bisa lolos seleksi dan mengikuti pelatihan selama 18 hari sebagai langkah awal untuk melanjutkan perjalanan hidupku. ✈

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...