Langsung ke konten utama

Surat Diri #1

Apa yang kamu syukuri hari ini?

Mungkin hariku hari ini berjalan biasa saja. Sama seperti hari-hariku sebelumnya.

Ingin memaksa diri sendiri untuk melewati hari-hari dengan lebih baik daripada hariku kemarin.

Tapi hasilnya selalu sama. Sama saja. Kenapa begini? 

Sebenarnya lelah dengan diri sendiri. Sudah sangat lelah dengan kemalasan diri. Sudah begitu bosan dengan kebobrokan diri. 

Memuakkan. 

Overthinking tentang banyak hal. Pendidikan, pertemanan, percintaan, keluarga, dan hal lainnya.

Kok rasanya menyesakkan ya... Saat punya banyak impian dan tujuan, tapi tidak tahu harus ngapain.

Bisanya hanya memikirkannya. Tanpa tahu harus berbuat apa untuk mencapainya.

"Selama kita hidup, apapun bisa diubah."

Karena setiap orang punya masalahnya sendiri, setiap orang punya cobaan hidupnya sendiri. Tidak sama satu sama lain. 

Jalan menuju kesuksesannya pun juga berbeda-beda. Ada yang dengan mudah menemukannya. Dan ada pula melalui proses panjang dan berliku-liku untuk bisa  mendapatkan jalan itu.

Terkadang aku berpikir, kok orang-orang bisa sih secepat itu sukses? Kok orang-orang bisa sih gampang banget bahagia? 
Tak jarang juga iri dengan mereka.

Jahat ya...

Entahlah... 

Aku juga ingin seperti mereka. Tapi tidak mau menjadi mereka. 

Aku ingin bisa seperti mereka. Tapi dengan tetap menjadi diriku sendiri.

Aku ingin sukses seperti mereka. Tapi dengan caraku sendiri. 

Mungkin begitulah kira-kira yang aku mau terhadap hariku esok.

Bahagia ataupun sedih, semua harus kuat aku jalani. 

Sekian.

Dan,

Terima kasih kepada diriku sendiri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...