Langsung ke konten utama

AKHIR 2024

Tinggal beberapa jam lagi, 365 hari akan terlewati. Berganti hari, bulan, dan juga tahun. 2025 menanti sebentar lagi. Refleksi akhir tahun tentu harus aku lakukan, untuk menengok apa yang telah aku lakukan selama satu tahun ini. Jika tahun 2022 terasa berat, tahun 2023 terasa seimbang, maka di tahun 2024 aku merasa entahlah... Aku tidak bisa mendefinisikan tahun ini seperti apa secara pasti. Ada yang bisa memberikan definisi yang tepat?
Tahun ini, banyak hal baru yang aku lakukan. Banyak keputusan besar yang aku buat. 
  • Januari, proses meyakinkan dan membuka diri setelah 7 bulan menganggur.
  • Februari, aku menjadi KPPS PEMILU, pekerjaan pertamaku. 
  • Maret, aku menjadi guru RA, pekerjaan yang tidak pernah aku inginkan sebelumnya.
  • April, lebaran.
  • Mei, hidup merasa begini-begini saja (baca: stres) dan pergi ke Jogja secara diam-diam menjadi pilihan. Dan setelah pulang dari Jogja, aku bertekad untuk kuliah Psikologi seperti keinginanku 12 tahun yang lalu. 
  • Juni, aku menjadi PANTARLIH PILKADA sekaligus operator TPQ.
  • Juli, aku menjadi host live streaming Shopee.
  • Agustus, masih menjadi host live streaming Shopee
  • September, masuk kuliah pertama kali sekaligus daftar CPNS.
  • Oktober, lolos seleksi administrasi CPNS.
  • November, UTS, SKD CPNS dan gagal, daftar asisten Jurnal, KPPS PILKADA.
  • Desember, ngapain, ya?
Setelah menjalani 12 bulan, aku menyadari bahwa diri ini menyukai kesibukan dan memiliki banyak kegiatan yang bisa dilakukan. Lelah karena banyak aktivitas, lebih membahagiakan daripada lelah tidak melakukan apa-apa. 
Apa yang bisa aku banggakan dari diriku di tahun ini? Satu-satunya resolusi di tahun 2024 telah tercapai, tidak berhubungan dengan istri/tunangan/pacar orang lagi. Aku tidak ingin terlibat dalam hubungan orang lagi. Ya, aku berhasil. Meskipun terdengar aneh, tapi itu cukup membuat diriku tenang. Dan sebagai efek samping keberhasilan itu, aku harus bertarung dengan kesepian dan kesendirian. Menjalani hari-hariku di tahun ini tanpa someone to talk dalam artian kekasih. Terkadang rasanya menyedihkan. Tapi aku cukup menikmati kesendirianku. "Oke! Masih banyak hal yang harus aku lakukan," ucapku pada diriku sendiri. Ucapan untuk menenangkan segala kegelisahan tentang kesendirian yang sedang aku alami.

Satu lagi, pencapaianku di tahun ini, tepatnya di seminggu sebelum tahun ini berakhir. Adalah menyelesaikan target untuk membaca 50 buku sebelum aku menikah. Janji yang aku kepada diriku sendiri sejak Januari 2021. Rasanya hampir tidak percaya ketika mencapai halaman terakhir buku ke-50, ternyata aku berhasil. Sesuatu yang aku pikir itu mustahil untuk aku lakukan, ternyata mampu aku selesaikan juga dalam kurun waktu 4 tahun. Sangat sangat sangat membahagiakan sekali. 

Apakah setelah selesai targetku, aku akan segera menikah? Aku tidak pernah berpikir begitu. Faktanya, aku masih sendiri hingga saat ini dan tidak ada lelaki mana pun yang mendekat. Seseorang itu belum muncul. Allah SWT lebih tahu kapan aku siap untuk menikah. 2025? Kita lihat saja nanti.

Tulisan ini akan aku sambung esok hari.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...