Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

MENDESAK

Masih dengan penantian dan pengharapan yang sama, pada satu orang yang telah mengisi hatiku selama beberapa tahun.  Aku membutuhkan kepastian, apakah aku dan kamu masih memiliki kesempatan? Kesempatan untuk bersama, kesempatan untuk merangkai kisah bersama, kesempatan untuk menapaki jalan dengan tujuan yang sama, kesempatan untuk membina hubungan yang lebih serius lagi, kesempatan untuk berbagi kisah dan berkeluh kesah, kesempatan untuk saling memahami dan mengerti satu sama lain, kesempatan untuk menjadi "rumah" yang nyaman, kesempatan untuk menghabiskan waktu berdua, dan kesempatan-kesempatan yang lain.  DRAFT Dan jawabannya adalah T-I-D-A-K.  20 Maret 2024 aku menulis kalimat-kalimat di atas, dan satu bulan setelahnya, aku memutuskan untuk mengakhirinya. Aku memutuskan untuk berhenti, berhenti untuk membuat kesempatan-kesempatan yang aku tuliskan di atas terwujud suatu saat nanti. Aku memikirkan kembali cerita yang sudah-sudah, tapi selalu memiliki akhir yang sama. Dar...

Februari yang Kacau

  Februari yang kacau.  Aku merasakan itu. Banyak kejadian dan kesibukan yang terjadi di bulan Februari. Aku kehilangan rutinitas yang selama ini aku pertahankan. Aku tidak memiliki gairah untuk menyelesaikan buku yang telah aku baca hingga pertengahan bulan Februari ini, aku belum mengkhatamkan satu pun buku. Aku tidak lagi rutin menulis cerita acak seperti yang telah aku lakukan selama kurang lebih 3 bulan. Aku yang terlalu malas hingga laptop tidak mendukung untuk menulis adalah alasan yang menjadi sebabnya. Apa hanya itu saja? Tentu saja tidak. Apa yang aku alami sejak awal bulan membuatku muak untuk melakukan banyak hal. Selain kehilangan rutinitas, aku juga kehilangan semangat untuk hidup. Hidup segan mati tak mau. Tanpa ambisi untuk mencapai sesuatu yang dapat memuaskan keinginan diri sendiri. Sekadar, ya sudah, jalani saja ceritanya. Pemilu telah usai. Aku harusnya memikirkan kembali jalan hidupku untuk ke depannya, terutama jenjang karir apa yang aku jajali. Dua h...

Suasana yang Berbeda

Suasana yang berbeda. Tidak sulit untuk bisa merasakan perbedaan suasana yang terjadi di dalam rumah. Tapi aku tidak bisa menerangkan dengan pasti melalui kata-kata. Apa ini hanya perasaan dan emosiku saja yang berubah kepada kedua orang tuaku? Tangisan yang mengandung amarah telah aku keluarkan. Diriku merasa puas dengan apa yang telah aku ungkapkan berupa unek-unek yang mungkin telah tertahan bertahun-tahun, bahkan belasan tahun. Sebenarnya, aku telah menunggu momen. Sudah sejak lama aku menginginkan terciptanya momen meledaknya bom waktu yang ada dalam diriku. Tapi selalu gagal. Aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk melakukannya. Mungkin bukan hanya ketika bom waktu meledak. Momen beberapa hari sebelumnya juga turut menjadi penyumbangnya. Sekarang, orang tuaku lebih banyak diam daripada dulu. Tidak banyak berkomentar dengan apa yang aku lakukan. Apa aku sedang mengalami perasaan bersalah kepada orang tuaku, terutama bapakku atas apa yang telah terucap? Aku tidak bisa menang...

JEDA

Bersamamu, gagal.  Melupakanmu pun, gagal.  Aku pun.  Bukan hanya kamu yang merasa bahwa kamu gagal melupakanku, aku pun juga sejalan denganmu. Entah dalam fase itu, kita ingin "membuang" perasaan, kenangan, maupun orangnya dalam ingatan kita. Apakah kita memang bisa melupakan satu sama lain? Kemungkinan apa pun akan tetap ada. Keyakinan untuk melupakan memiliki kemungkinan akan terjadinya. Jawaban yang tergantung nanti namun tetap mendahulukan perasaan membuatku bertanya-tanya. "Kita masih ada kesempatan gak?" Hanya kata "mungkin aja" yang dapat menjawab pertanyaanku. Jika saja aku mendapatkan jawaban yang lebih panjang sedikit saja, aku pasti akan mengungkapkan apa yang tertahan. Kurang lebih begini isinya: Jika kesempatan itu ada, kita ingin menciptakannya atau menunggunya? Keduanya sama-sama membutuhkan waktu. Jika kita menciptakan kesempatan, kita harus bersusah payah membuka jalan untuk mendapatkannya dengan usaha dan doa kita. Waktu yang dibutuhkan ...

SUNYI

Di tengah kesunyian malam.  Di tengah ketenangan malam.  Aku memikirkannya kembali. 28 Januari lalu pun aku juga tiba-tiba saja memikirkannya. Perasaan rindu, ingin bertemu. Rasanya sangat memilukan mengingat hubungan yang sekarang tidak jelas arahnya.  Meskipun jauh, dia telah mengajarkanku banyak hal, terutama tentang kedewasaan.  Dia yang menyuruhku menahan diri ketika marah. Ketika mendapatkan pesan yang membuat amarah terbit, ia berkata untuk jangan langsung membalasnya. "Memberi jeda" untuk segala hal yang membangkitkan rasa marah.  Dia yang menyuruhku untuk tidak terpaku menjadi seorang "introvert". Jangan karena diri sendiri introvert, lantas membuat diri ini tidak mau bersosialisasi dengan orang lain. Harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan.  Dia yang menyuruhku untuk lebih banyak bersyukur. Banyak alasan untuk menunda rasa syukur. Dan dia mengingatkanku untuk tidak membesar-besarkan masalah sepele.  Dia melarangku untuk egois. Aku sela...

PIKIRAN

Ternyata, aku baru menyadari bahwa pikiranku yang menurutku sederhana, tidak dengan mudah diterima orang lain. Sering kali apa yang aku pikirkan dan aku lakukan, tidak bisa dipahami orang lain. 

AWAL FEBRUARI

Hari pertama di bulan Februari. Ya, bulan kedua dalam tahun 2024 setelah Januari. Mungkin di bulan ini aku memiliki kegiatan yang cukup banyak di luar rumah untuk pertama kalinya setelah aku lulus kuliah. Cerita apa yang akan bisa aku tuliskan? 29 hari.  Jika dipikir kembali, aku memiliki banyak mimpi yang harus aku realisasikan. Tapi aku belum memiliki kesempatan untuk bisa mewujudkannya. Apakah aku harus membuka jalan untuk diriku sendiri? Aku tidak bisa mengharapkan orang lain membantuku untuk melakukannya. Aku menyadari hal itu.  Maka, aku memutuskan untuk memulainya.