Aku tahu, hari ini akan terjadi
Tapi aku tidak pernah menyangka bahwa bakal terjadi secepat ini.
Aku berpikir bahwa esok, minggu depan, bulan depan, atau tahun depan ketika aku berkunjung, aku masih bisa melihatmu, mencium tanganmu, bercengkerama denganmu. Tapi ternyata aku salah.
Engkau pergi dalam diam.
Tanpa sepatah kata pun terucap sebagai tanda perpisahan.
Tiada yang tahu kapan hembusan nafas terakhirmu, termasuk anak dan cucumu.
Engkau meninggalkan kami ketika kami sedang lengah, tertidur sejenak ketika menjagamu.
Tanpa aba-aba, ruhmu terlepas dari jasadmu dengan sangat halus.
Hingga tiada orang yang mendengarnya.
Aku masih terus bertanya,
Mengapa secepat ini?
Mengapa engkau pergi ketika aku jauh darimu?
Mengapa?
Aku sangat sedih, merasakan kehilangan seseorang seperti dirimu.
Meskipun kita jarang bertemu, namun aku sangat menyayangimu.
Inginku tidak bersedih, tapi ternyata mataku terus menerus mengeluarkan air mata.
Tanpa aku minta.
Mengapa rasanya sesedih ini?
Ketika kutatap langit untuk menahan air mataku.
Seakan-akan ia juga sedang menatapku sembari berkata,
"Yang merasa kehilangan bukan cuma dirimu. Yang pernah kehilangan bukan cuma dirimu. Mengapa kamu begitu bersedih?"
Apakah Engkau disana sedih melihatku bersedih?
Semoga tidak.
Karena aku yakin,
Surga telah menanti kedatanganmu dan membukakan pintunya untukmu.
Selamat jalan...
Semoga kita dapat berkumpul lagi di sana.
Al-Fatihah...
Jumat, 15 Juli 2022
Komentar
Posting Komentar