Langsung ke konten utama

Vanilla Latte dan Singkong BBQ

17 April 2022

       Di sebuah kedai kopi yang letaknya agak masuk ke lorong dari jalan besar. Aku berjalan pelan untuk ke dalamnya. Cukup strategis kupikir. Karena jalan besar tersebut tidak pernah sepi dari hilir-mudik kendaraan. Jalan yang ketika sudah melewati tengah malam, rasa-rasanya sangat sepi. Hanya sedikit pengendara yang berani melewatinya. 

         Kafe yang cukup nyaman jika hanya untuk sekedar bersantai dan menghabiskan waktu. Meskipun ramai pengunjung, sebenarnya keadaan sekitarnya cukup sepi. Di belakang kampus besar, di tengah sawah dan agak berjarak dengan rumah penduduk. Yah... Kafe yang menjadi favoritku beberapa bulan ini. Di sinilah aku berada. Di ujungnya. Menghadap ke kegelapan malam.  Aku sampai disini ketika waktu berbuka puasa telah tiba. Kurang 10 menit lagi.

      Yang niatnya awal aku mengunjungi tempat ini adalah ingin menikmati senja, namun ternyata harus kubuang-buang jauh pikiran itu. Tidak ada senja. Kafe terlihat penuh dengan orang-orang yang sedang buka bersama. Beramai-ramai, berbondong-bondong. Kursi-kursi dan meja pun penuh sesak. Tidak ada bangku tersisa di bagian depan dan tengah kafe. Yang tersisa hanya kursi single dengan meja panjang di pojok. 


Vanilla latte dan singkong BBQ, pesananku. Meskipun hanya dua menu yang kupesan, aku harus menunggu lebih dari 1,5 jam. Aku memakluminya. Karena tidak ada gunanya juga aku marah-marah tidak jelas karena pesananku yang tak kunjung datang. Sadar bahwa yang memesan bukan hanya aku, yang lapar dan haus tidak hanya diriku. 

Mulai tenang...

Pengunjung yang beramai-ramai terlihat meninggalkan mejanya satu persatu. Namun aku tetap di tempatku dengan pikiranku. Memikirkan banyak hal. Aku ingin sejenak membuangnya, tapi ternyata tidak bisa. Jalan satu-satunya, aku harus tetap memikirkannya sembari melakukan aksi untuk mewujudkan apa yang ada di dalam pikiran.

Vanilla latte datang 30 menit setelah aku menuntaskan halaman novelku yang ke-4. Dan 45 menit kemudian, singkong BBQ baru menyusul. Keduanya menjadi temanku malam ini. Di depan laptop sambil menulis. Meskipun aku tahu tidak akan ada yang membaca tulisan ini, tapi tak mengapa. Aku menulis untuk diriku sendiri. Menuangkan apa yang bersarang dalam pikiran dan menumpahkan apa yang memenuhi perasaan. Setidaknya itulah tujuanku menulis. 

Mungkin bakal beda cerita ketika aku menulis skripsi. Skripsi. Entahlah... Butuh motivasi yang tinggi untuk menyelesaikan satu kalimat. Satu kalimat membutuhkan kurang lebih baterai laptop yang dari 100% hingga 25%. Lama... Sungguh sangat amat lama. Jika yang lain begitu mudah untuk menyelesaikan skripsi, aku harus merangkak dulu sebelum berjalan. Apalagi berlari. Tapi mau tidak mau aku harus secepatnya. Secepatnya itu kapan? Ya aku tidak tahu. Hehehe...


Komentar

Postingan populer dari blog ini

LNFIL

Let's Not Fall In Love ~ BIGBANG Jatuh cinta sejak pertama kali aku mendengarnya, membawa perasaan bahagia dan ringan untuk didengarkan. Tanpa sengaja, video yang berisi lagu tersebut lewat dalam beranda akun media sosialku, lirik beserta terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Namun durasi video tersebut hanya beberapa detik dan hanya bagian reff saja. Dari lagu yang singkat tersebut, rasa penasaranku muncul. Tanpa pikir panjang, aku mencarinya di YouTube. Dan hingga hari ini, mungkin lagu itu telah aku putar puluhan kali di Spotify, YouTube dan YouTube Music. Ada apa dengan lagu Let's Not Fall In Love? Ada apa dengan lagunya atau pada diriku? Mari tidak jatuh cinta, arti dari judul lagu tersebut. Menurut halaman Wikipedia,  Let's Not Fall In Love  bercerita tentang seorang pria yang tidak ingin menjalin hubungan lebih jauh lagi bersama wanitanya.  BIGBANG - 우리 사랑하지 말아요(LET'S NOT FALL IN LOVE) M/V Jangan jatuh cinta 우리 사랑하지 말아요 Masih belum tahu banyak 아직은 잘 모르잖아요 Sebena...

AWARE

Aku tahu apa yang harus kulakukan di tahun ini.  "Mencintai dan menerima diriku sendiri." Kesadaran itu muncul ketika aku melakukan sesuatu yang sangat jarang sekali aku lakukan, mandi pagi. Aku sangat jarang sekali mandi pagi. Aku mandi pagi ketika ada urusan yang mengharuskan aku pergi ke luar rumah. Terdengar jorok dan memang jorok bagi siapa pun yang mendengarnya. Tapi kali ini aku sedang menulisnya, jadi terlihat jorok bagi siapa pun yang membacanya. Tidak masalah.  Biasanya, aku mandi ketika telah memasuki waktu zuhur untuk salat. Kenapa harus mandi siang hari? Karena aku merasa tidak nyaman jika aku salat zuhur dengan keadaan berkeringat. Itu alasanku.  Namun, dalam seminggu ini, aku mulai membiasakan diri untuk mandi pagi setelah aktivitas bersih-bersih rumah. Meskipun belum bisa merutinkannya setiap hari. Beberapa dalam seminggu ini aku memakai lulur. Dan setelah mandi, aku memakai skin care untuk wajahku, deodoran untuk ketiakku, dan body lotion untuk kulit tang...

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...