Kembali ke kota perantauan, rasanya seperti kembali ke hiruk pikuk pikiran, perasaan dan beban.
Kembali pula ke kesendirian yang terkadang terasa membosankan. Dan terkadang juga begitu menyesakkan. Beberapa hari dekat dengan sahabat, membuatku berpikir banyak hal. Merasa kebersamaanku tidak akan berakhir dengannya. Merasa duniaku akan baik-baik saja jika bisa selalu dekat dengannya. Merasa aku jauh lebih kuat jika ada dia di sampingku. Namun, itu hanyalah semu. Dia punya jalan yang harus ia lalui. Ia punya cerita yang harus ia selesaikan. Dunianya bukan hanya tentang dan bersamaku. Dia punya kehidupan lain yang tidak bisa aku sentuh, tidak bisa aku raih.
Memang benar... Kita tidak bisa melihat sesuatu hanya dari satu sisi saja. Dunia punya sisi lainnya. Masalahmu juga memiliki sisi yang lain, bukan hanya terdapat sisi buruknya saja. Bukankah Tuhan telah menciptakan sesuatu secara seimbang? Positif-negatif? Besar-kecil? Utara-selatan? Naik-turun? Tuhan ingin kamu melihat sisi yang lain dari masalah yang kamu hadapi, terutama sisi postif.
Aku marah. Aku kecewa. Kepada diriku sendiri. Mengapa aku tidak bisa seperti orang lain? Mengapa aku tidak bisa mengejar ketertinggalanku? Mengapa rasanya dunia begitu jahat kepadaku?
Inginku membenci diriku sendiri. Inginku menghukum diriku sendiri. Tapi jika aku melakukan hal itu, bukankah aku sama dengan yang lain? Yang tidak memedulikanku? Yang tidak pernah menganggapku ada?
Pikiranku selalu dipenuhi oleh pikiran negatif. Aku selalu mengambinghitamkan orang lain atas gagalnya diriku. Aku lupa, bahwa yang menjalani hidupku itu diriku sendiri bukan orang lain. Yang punya kontrol atas hidupku ya hanya diriku sendiri. Mau seribu kalipun aku mau menyangkal bahwa hal buruk yang terjadi pada diriku itu karena orang lain, itu tidak akan pernah mengubah fakta yang sesungguhnya bahwa yang salah adalah diriku. Aku yang tidak bisa menjaganya. Aku yang tidak bisa mengendalikannya.
Dunia sudah begitu kerasnya kepada dirimu. Apakah kamu juga ingin melakukan hal yang sama terhadap dirimu? Jika dirimu tidak bisa mencintai dirimu sendiri, maka jangan pernah berharap bahwa orang lain juga akan mencintaimu.
Kamu yang sebenarnya problematik, bukan dunia. Mungkin lebih tepatnya kamu dengan pola pikirmu.
Jadi, S-T-O-P memikirkan sesuatu yang di luar dirimu. Yang bisa kamu kontrol hanya dirimu. Bukan orang lain.
Komentar
Posting Komentar