Langsung ke konten utama

Lama

Tulisan ini berjudul "Lama". Bukan tanpa maksud aku memberinya judul tersebut. Rasanya memang sudah lama aku tidak bercerita melalui kata-kata tentang hari-hariku, tentang apa yang aku rasakan, tentang apa yang aku pikirkan, dan tentang apa pun yang membuatku ingin menulis. Jika dilihat dari terakhir kali postinganku yang berisi curhatan, itu sudah 2 bulan yang lalu. Ya, sudah 2 bulan aku tidak meluapkan apa yang ada di dalam diriku.

Apakah aku baik-baik saja sekarang?

Mungkin, iya. Aku merasa jauh lebih baik sekarang. Ini bukan tentang sifatku yang berubah menjadi baik. Sungguh, bukan itu. Melainkan apa yang ada di dalam diriku. Pikiranku lebih terkontrol, perasaanku lebih tenang, dan aku merasa hidupku lebih damai sekarang.

Satu tahun tidak terikat dalam hubungan spesial dengan siapa pun, membuatku lebih bisa melihat diriku sendiri. Ya, aku merasa aku jauh lebih bisa mencintai diriku sendiri. Dimulai dari pertanyaan "kenapa" yang lebih sering aku ajukan kepada diriku sendiri. Hari-hariku disibukkan dengan mencari-cari jawaban dari pertanyaan tersebut. 

Jika pun tak ada pertanyaan, aku disibukkan dengan mengenali dan memvalidasi emosiku sendiri. Hal-hal yang dulu tidak pernah aku lakukan, aku mulai melakukannya. 

Ketika aku terluka, aku mengatakan bahwa aku sakit. 
Ketika aku sedang marah, aku mengatakan bahwa aku marah.
Ketika aku merasa lelah, aku mengatakan bahwa aku sedang lelah.
Ketika aku tidak suka terhadap sesuatu, aku pun mengatakannya.
Ketika aku kewalahan mengerjakan sesuatu, aku berani meminta tolong.
Ketika aku tidak siap ketika dimintai tolong, aku mengatakan yang sejujurnya.

Dulu, aku sering menekan perasaanku sendiri, hingga aku lupa bahwa aku manusia biasa, yang tak selamanya kuat dan bisa terus-menerus berpura-pura kuat. Ada di beberapa momen di mana aku harus berpura-pura kuat di depan banyak orang, tapi justru aku merasa rapuh di dalam. Tidak terhitung jumlahnya, aku tidak bisa memberikan nama terhadap perasaan dan emosiku. Itu karena aku tidak terbiasa untuk melakukan itu sejak kecil. Jatuh itu tidak sakit. Sedih itu tidak berarti harus menangis. Banyak kegiatan tidak berarti lelah. Dan yang lainnya.

Di umurku yang sebentar lagi bertambah, entah apa yang bakal terjadi selanjutnya, aku harap, aku lebih bisa mengenal, memahami, dan mencintai diriku sendiri. Aku harus sehat, fisik dan mentalku.  

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...