Telah usai...
Bagian terbaiknya, aku "pernah". Aku pernah mengaguminya, aku pernah mencintainya, aku pernah menyayanginya, aku pernah berharap menjadi kekasih hatinya, aku pernah berharap bahwa ia akan selalu ada, aku pernah membuka pintu hatiku untuknya, dan aku pernah menaruh rasa kepadanya.
Kini, aku harus melepasnya. Berusaha untuk ikhlas seikhlas-ikhlasnya. Melepas bayang-bayang yang pernah aku harapkan pernah aku gapai suatu saat ini. Oh, mungkin ini jawaban dari doa yang aku panjatkan awal tahun 2025 ini. Oh, mungkin ini yang dimaksud dengan "jangan berharap" dari teman dekatnya. Oh, mungkin ini makna di balik perkataannya "perbaiki person masing-masing dulu aja. Semoga jodoh," darinya. Penolakan secara halus tanpa menyakiti, namun masih memberikan sedikit harapan untuk diriku kepadanya.
Aku tidak merasa sakit hati mendengar kabar bahwa ia telah memiliki kekasih. Bukan perasaan marah dan tidak terima, tapi justru perasaan lega bahwa aku mendapatkan sebuah pencerahan yang selama ini terasa kabur. Aku bersyukur dia telah memberiku banyak nasihat baik yang tidak akan pernah aku lupakan. Untuk sekarang ini, ia masih tetap menjadi favoritku dengan kata-kata mutiaranya.
Komentar
Posting Komentar