Bagaimana perasaanku ketika membacanya? Di mulai dari bagian awal cerita, di mana aku berkenalan dengan seorang anak perempuan berusia enam tahun yang belum kuketahui siapa namanya. Dia bercerita tentang kematian salah satu orang yang ia sayangi, kakeknya. Sejak awal, aku tidak memiliki ekspektasi bahwa penulis akan menyajikan kisah yang membuat pembacanya berbunga-bunga, merasa bahagia. Aku telah merasakan kesedihan ketika baru saja aku membaca bab pertamanya. Dan bisa ditebak bahwa selama aku membacanya, perasaan miris dan sedih lebih mendominasi. Pertemuan tokoh utama perempuan dengan tokoh utama laki-laki yang berusia sepuluh tahun terjadi secara tidak sengaja. Setelah pertemuan itu, konflik cerita semakin meningkat. Setelah membaca puluhan halaman, anak perempuan tersebut bernama AVA sedangkan anak laki-lakinya bernama P. Keduanya memiliki cerita hidup yang sama namun sebenarnya berbeda. Keduanya memiliki sosok "Papa" yang sama-sama "jahat", menurut mereka. Yang membedakan adalah orang-orang yang ada di sekitarnya dan lingkungan tempat mereka tumbuh.
Bagaimana perasaanku setelah membaca Di Tanah Lada? Jika orang lain merasa akhir ceritanya tidak bisa mereka terima dan mereka menginginkan untuk ada kelanjutannya, maka aku berbeda. Aku selesai membacanya ketika tengah malam. Dan setelah kata terakhir di bab terakhir, berakhir, aku merasa biasa saja. Biasa saja...
Komentar
Posting Komentar