Judul yang aku tulis seakan-akan bakal terwujud suatu saat nanti. Meskipun aku belum tahu kapan itu akan terjadi, tapi aku tetap yakin bahwa hal itu akan terjadi. Dekat atau lama, tidak ada kepastian waktu.
17 tahun yang lalu, sepertinya. Anggap saja seperti itu. Hampir setiap hari pada waktu siang, seorang anak perempuan melihat teman-teman seusianya berangkat menuju ke sekolah tempat belajar al-Qur'an. Anak perempuan yang hanya bisa menonton itu masih duduk di bangku TK, tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang tempat yang teman-temannya kunjungi tersebut. Yang ia tahu, ia harus pergi ke tempat itu seperti teman-teman seusianya, untuk sekolah. Anak kecil itu bernama Otul.
Waktu siang adalah waktu di mana Otul menjalankan ritual tidur siang yang diperintahkan ibunya. Namun selama beberapa hari ini ketika waktu siang tiba, ia tidak menjalankan ritual tidur siang dan memilih untuk menunggu teman-temannya melewati rumahnya menuju ke sekolah. Suatu hari, ia memiliki keinginan dalam hatinya. Keinginan untuk pergi ke sekolah yang sama seperti teman-temannya. Keinginan yang telah ia tahan selama beberapa lama. Tanpa berpikir panjang, dia bergegas mandi dan mencari pakaian yang sekiranya cocok dipakai untuk dipakai. Ia memilih pakaian yang berwarna biru. Tak lupa, ia mengenakan jilbab yang warnanya senada.
Otul tampak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Tapi ternyata, ibunya tidak mengizinkan dia pergi. Ibunya melarang Otul kecil. Dengan alasan yang ia tidak mengerti. Merasa keinginannya dihalangi, Otul kecil tetap memaksa untuk pergi ke sekolah. Ia memberontak, menangis sekencang-kencangnya dan terus meminta agar dirinya diizinkan untuk sekolah.
Entah bagaimana cerita kelanjutannya hingga akhirnya Otul bisa memenuhi keinginannya untuk pergi ke sekolah. dan menyelesaikan sekolahnya di tempat pendidikan al-Qur'an tersebut.
Apakah aku yang sekarang adalah seorang Otul kecil? Sepertinya iya. Aku memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikanku. Sama seperti keinginan Otul kecil untuk bersekolah. Tapi aku bukanlah Otul kecil yang merengek dan menangis sejadi-jadinya agar keinginannya bisa tercapai. Aku sudah dewasa. Aku memiliki rencana untuk mewujudkan keinginan dan mimpiku. Dengan kekuatan dan tekadku sendiri. Meskipun orang tuaku tidak mengizinkannya, aku akan tetap teguh pada pendirianku dan akan membuktikan bahwa aku mampu untuk memenuhi apa yang menjadi mimpiku.
Entah kapan nanti.
Komentar
Posting Komentar