Langsung ke konten utama

Menuju S2

Judul yang aku tulis seakan-akan bakal terwujud suatu saat nanti. Meskipun aku belum tahu kapan itu akan terjadi, tapi aku tetap yakin bahwa hal itu akan terjadi. Dekat atau lama, tidak ada kepastian waktu.

17 tahun yang lalu, sepertinya. Anggap saja seperti itu. Hampir setiap hari pada waktu siang, seorang anak perempuan melihat teman-teman seusianya berangkat menuju ke sekolah tempat belajar al-Qur'an. Anak perempuan yang hanya bisa menonton itu masih duduk di bangku TK, tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang tempat yang teman-temannya kunjungi tersebut. Yang ia tahu, ia harus pergi ke tempat itu seperti teman-teman seusianya, untuk sekolah. Anak kecil itu bernama Otul. 

Waktu siang adalah waktu di mana Otul menjalankan ritual tidur siang yang diperintahkan ibunya. Namun selama beberapa hari ini ketika waktu siang tiba, ia tidak menjalankan ritual tidur siang dan memilih untuk menunggu teman-temannya melewati rumahnya menuju ke sekolah. Suatu hari, ia memiliki keinginan dalam hatinya. Keinginan untuk pergi ke sekolah yang sama seperti teman-temannya. Keinginan yang telah ia tahan selama beberapa lama. Tanpa berpikir panjang, dia bergegas mandi dan mencari pakaian yang sekiranya cocok dipakai untuk dipakai. Ia memilih pakaian yang berwarna biru. Tak lupa, ia mengenakan jilbab yang warnanya senada. 

Otul tampak bersemangat untuk pergi ke sekolah. Tapi ternyata, ibunya tidak mengizinkan dia pergi. Ibunya melarang Otul kecil. Dengan alasan yang ia tidak mengerti. Merasa keinginannya dihalangi, Otul kecil tetap memaksa untuk pergi ke sekolah. Ia memberontak, menangis sekencang-kencangnya dan terus meminta agar dirinya diizinkan untuk sekolah. 

Entah bagaimana cerita kelanjutannya hingga akhirnya Otul bisa memenuhi keinginannya untuk pergi  ke sekolah. dan menyelesaikan sekolahnya di tempat pendidikan al-Qur'an tersebut.

Apakah aku yang sekarang adalah seorang Otul kecil? Sepertinya iya. Aku memiliki keinginan yang kuat untuk melanjutkan pendidikanku. Sama seperti keinginan Otul kecil untuk bersekolah. Tapi aku bukanlah Otul kecil yang merengek dan menangis sejadi-jadinya agar keinginannya bisa tercapai. Aku sudah dewasa. Aku memiliki rencana untuk mewujudkan keinginan dan mimpiku. Dengan kekuatan dan tekadku sendiri. Meskipun orang tuaku tidak mengizinkannya, aku akan tetap teguh pada pendirianku dan akan membuktikan bahwa aku mampu untuk memenuhi apa yang menjadi mimpiku.

Entah kapan nanti.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...