Langsung ke konten utama

Buat Diriku 15 Tahun Yang Lalu

Aku sedang mengobrol dengan "aku" 15 tahun yang lalu.

Hai kamu yang dulu. Kamu yang masih berumur 8 tahun. Kira-kira sekarang kamu lagi ngapain ya? Sudah sore. Apa yang kamu lakukan pada sore hari di tahun 2008? Pulang sekolah TPQ? Mandi? Persiapan ngaji? Makan? Atau yang lainnya? 

Awal membuat tulisan ini, aku tidak dapat mengingat sama sekali kejadian di tahun 2008. Namun, setelah beberapa kata yang kutulis, aku mulai mengingatnya kembali. Ternyata di tahun 2008 di tanggal 29 Mei, kamu telah menjadi seorang kakak dari adik laki-lakimu yang telah lahir pada 9 April. Bukankah menyenangkan menjadi seorang kakak? Tiba saatnya kamu tidak merasa sendiri di dalam rumah sebagai seorang anak. 

Apakah sekarang kamu sedang menjaga adik kecilmu? Badan mungilnya, jari tangan dan kakinya yang kecil, kulit putih, dan wajahnya yang lucu. Apakah kamu mengagumi adikmu? Atau kamu merasa terganggu dengan kehadiran adikmu? Apa kamu merasa bahwa perhatian semua orang sekarang beralih ke adikmu? Siapa yang memperhatikanmu jika mereka disibukkan dengan kelucuan adikmu?

Kamu adalah seorang kakak. Di mana seorang kakak dituntut untuk selalu mengalah kepada adiknya. Kamu yang baru berumur 7 tahun, hanya diberitahu bahwa kamu akan menjadi seorang kakak. Tanpa diberi pengertian apa yang akan terjadi ketika adik bayi sudah lahir, bagaimana rasanya menjadi seorang kakak, dan bagaimana tanggung jawab seorang kakak terhadap adiknya.

Pada akhirnya kamu tumbuh menjadi anak kecil yang mulai mandiri. Perlahan-lahan, kamu belajar dan mengerjakan tugasmu sendiri, berusaha tidur sendiri di tengah rasa takutmu akan kegelapan dan kesendirian, kamu berusaha sendiri untuk menghafalkan juz 30-mu dan menyelesaikan sekolah TPQ, kamu mulai diberikan tanggung jawab untuk mengerjakan pekerjaan rumah, dan kamu bukan lagi menjadi satu-satunya anak, cucu, dan cicit kesayangan.

Ternyata semua yang telah kamu lalui, menjadikanmu terbentuk seperti pribadi yang sekarang. Ternyata kamu telah tumbuh ya... Tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa, lebih kuat, dan lebih berani. Kamu telah melangkah jauh... Apakah kamu pernah membayangkan kamu yang berada di masa depan menulis surat untuk dirimu sendiri pada waktu itu? Sepertinya tidak. Dahulu, pikiranmu masih terlalu sederhana dan tidak serumit sekarang. 

Pada intunya, aku hanya ingin bilang, terima kasih, terima kasih, dan terima kasih. Dirimu masih tetap ada di dalam diriku yang sekarang dengan versi yang lebih baik.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

Tentang Ziggy

Ziggy? Siapa Ziggy? Ziggy siapa? Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, seorang penulis Indonesia yang telah menerbitkan banyak buku. Aku menulis Tentang Ziggy sebagai wadah baru untuk menuangkan apa yang ada di dalam otakku setelah membaca beberapa buku karyanya.  Mari kita mulai. Aku telah membaca Di Tanah Lada (2015), Jakarta Sebelum Pagi (2016), White Wedding (2016), dan yang baru saja selesai Semua Ikan Di Langit (2017). Dan keempatnya aku baca di iPusnas. Bagaimana pada mulanya aku bisa membaca novel karangannya? Aku lupa persis kapan. Tapi, berdasarkan ingatanku yang ternyata tidak sekuat yang aku bayangkan, aku mulai mengetahui namanya dari Twitter―sebelum berubah nama menjadi X. Banyak orang yang berkomentar dalam sebuah Tweet tentang buku yang membuat orang yang telah selesai membacanya merasa kosong, dan mereka menulis "Di Tanah Lada" atau "novel karya Ziggy". Di lain itu, pada waktu yang lain, banyak orang yang menyayangkan tentang berita yang menyatakan bah...