Hampir 12 tahun lamanya, aku menyukai sebuah kutipan. Bukan hanya menyukainya, aku juga mencoba untuk membuatnya sendiri. Entah bagaimana sebuah kutipan tercipta. Yang pasti, selalu ada alasan mengapa kutipan itu ada. Berikut adalah kutipan-kutipan yang pernah aku tulis, entah aku mengambilnya dari buku yang aku baca, perkataan orang lain yang aku dengarkan atau dari pikiranku sendiri:
- Jangan karena kamu menyukai sesuatu, kamu jadi mengabaikan yang lain.
- Kamu adalah masa lalu untuk masa depanku.
- Kesan pertama itu penting.
- Imajinasi berlebihan terlalu dibuat-buat sedemikian rupa, seolah-olah akan terjadi nanti.
- Akan ada sebuah momen di masa depan yang itu akan menjadi jawaban atas semua pertanyaan di masa kini.
- Aku baru menyadari bahwa aku bertahan hampir 2 tahun tanpa cinta bersama orang yang terobsesi denganku. Aku sadar bahwa aku salah besar. Aku terlalu memikirkan masa depan namun tak melakukan hal-hal yang baik untuk masa depanku. Cintaku bukan untuk menyatukan, tapi cintaku untuk mempertahankan. (12/11/18)
- Saat rinduku tak diharapkan, aku bisa apa? Saat rinduku tak terbatas, aku bisa apa? Saat rinduku tak tersampaikan, aku bisa apa? (30/11/18)
- Hanya mereka yang bisa menjiwai mental para pahlawannya yang akan meraih prestasi-prestasi gemilang.
- Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya.
- Terlalu banyak bintang di langit. Tapi aku tak melihat satu pun bintang yang sangat terang. Aku meyakini bahwa bintang yang terang tidak lagi di langit, namun berada di hatiku malam ini. (23/12/15)
- Setegar-tegarnya wanita menyembunyikan rasa cintanya, namun tak setegar saat menyembunyikan rasa takutnya kehilangan orang yang dicinta. (05/04/19)
- Menyedihkan sekali. Inginku menyerah dan pulang saja. Namun sudah basah seluruh bada. Lantas sia-sia jika aku tak mandi sekalian. (5/9/19)
- Manusia yang baik adalah manusia yang kuat seperti cadas. Aku tidak meyakini kekuatan seorang manusia sebelum ia dibenturkan oleh realitas. Bahkan, realitas yang paling buruk sekalipun. (19/2/20)
- Waktu berubah. Rindu melangkah. Usia bertambah. Begitu pun kisah. Cinta, luka, tangis, tawa, bergantian mendaur ulang rasa.
- Bosan melanda. Jenuh sudah jelas terasa. lelah pasti menghinggap.
- Keluar malam hari untuk menyegarkan otak saat tugas-tugas menumpuk dan belum terselesaikan adalah suatu pembohongan terbesar untuk diri sendiri. Apalagi kalau keluarnya malam Minggu. Bersama gebetan pula. itu mah bukan merefresh otak, tapi hanya mencari kesenangan yang semu.
- Bagaimana bisa menjadi penulis, kalau kau tak mau menulis? (5/12/20)
- Aku dan kamu adalah musafir cinta. Kita akan bertemu di jalan. Untuk kemudian berjalan bersama dengan tujuan yang sama. (30/6/20)
- Aku adalah kamu. Kamu adalah aku. Aku milikmu dan kamu milikku. Namun kita tetaplah milik sang Khaliq.
- Yang aku pikir cinta, ternyata bukan cinta. Cinta itu ikhlas. Cinta itu tanpa keinginan apa-apa.
- Dua kata yang semoga bisa tetap aku langgengkan untukmu, maaf dan terima kasih.
- Merindukanmu sebuah kewajiban kah? Atau hanya berhukum sunnah? Atau mubah? Tapi semoga tidak menjadi makruh apalagi haram.
- Pada dasarnya, kita adalah dua orang yang berbeda. Diciptakan dengan tidak sama bahkan bertolak belakang. Dari mulai sifat, sikap, karakter, hobi, dan kebiasaan, semuanya berbeda. Apa yang kamu suka, belum tentu aku juga menyukainya. Apa yang aku suka, belum tentu kamu juga menyukainya. Tapi bukan berarti dua perbedaan itu tidak bisa disatukan kan? Yang aku tahu, kita punya setitik kesamaan, perasaan yang sama satu sama lain. Kita bagaikan dua sisi mata uang, berbeda namun tak terpisahkan satu sama lain. Saling melengkapi hingga menjadi mata uang yang mempunyai nilai dan arti.
Komentar
Posting Komentar