Jam-jam rawan overthinking, pukul 23.21 WIB. Sudah mendekati tengah malam dan juga sudah waktunya untuk merehatkan tubuh setelah seharian beraktivitas.
Entah siapa yang pertama kali mencetuskan kata "overthinking".
Yah... Kata yang membuat sebagian bahkan kebanyakan orang berpikiran yang berlebihan tentang sesuatu yang belum maupun yang tidak akan terjadi. Kata yang juga membuat orang-orang memikirkan hal-hal yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan. Karena, pada dasarnya hal-hal tersebut tidak ada sangkut pautnya, tidak ada kaitannya dengan dirinya.
Perlu contoh? Memikirkan kehidupan artis yang kontennya lewat di beranda sosial media kita, memikirkan bagaimana kayanya ia, memikirkan bagaimana kesehariannya, dan yang lainnya. Itu adalah sesuatu yang sebenarnya tidak perlu untuk dipikirkan. Kasarnya, mereka saja tidak tahu kalau kita hidup dan bernafas, lantas untuk apa kita repot-repot memikirkan mereka?
Memang terkadang pikiran seperti itu, random, tidak jelas, dan terlalu berlebihan. Tak jarang pula, merasa lelah dengan pikiran diri sendiri. Ketika pikiran yang gak perlu memenuhi kepala, terdapat pikiran, "ngapain sih mikirin itu? Kan lebih baik memikirkan hal lain yang lebih penting dan berpengaruh kepada dirimu." Tapi ternyata pikiran yang berlebihan itu masih tetap ada dan memusingkan.
Pesan untuk diri sendiri, sebenarnya pikiran yang terlalu over itu gak baik loh... kamu loh jadi tidak ada waktu untuk memikirkan dirimu sendiri dan terlalu fokus pada hal-hal yang tidak membuatmu maju. Kenapa sih terus-menerus seperti ini? Kenapa energimu kamu habiskan untuk memusingkan orang-orang yang tidak mengenalmu? Kenapa semengacaukan itu pikiranmu? Kamu mempunyai PR. Dan PR mu sekarang adalah memperbaiki pikiranmu. Memperbaiki jalan dan pola pikiranmu. Memperbaiki tatanan dan susunan pikiranmu. Itu saja sudah cukup.
Komentar
Posting Komentar