Langsung ke konten utama

Ketika Yang Aku Jaga Adalah Jodoh Orang

Rasa itu muncul tiba-tiba, tanpa permisi, dan tanpa menunggu aku siap untuk membuka pintu hati. Mendobrak tanpa aba-aba, menerobos tanpa persiapan, dan singgah tanpa diharapkan kehadirannya.

Bagaimana aku dapat menjaga perasaan ini? Bagaimana mungkin aku bertahan dengan rasa ini? Apa aku mampu menanggungnya seorang diri?

Aku tidak tahu apa-apa. Yang aku tahu hanyalah rasaku tak pernah salah kepadamu. Apalagi palsu. Karena Tuhankulah yang telah menganugerahkan rasa itu langsung ke dalam hatiku. 
Aku sadar...
Sekuat apapun cinta yang aku berikan kepadamu, jika akhir kisah cintamu bukan aku, aku bisa apa? 
Sekuat apapun sayang yang aku berikan kepadamu, jika ujung pencarian jodohmu bukan aku, aku bisa apa?
Sekuat apapun rasa suka yang aku berikan kepadamu, jika masa penghabisan usiamu bukan bersamaku, aku bisa apa?
Aku sadar... 
Tak mudah untuk meyakinkan diriku sendiri akan hadirnya rasa ini. Rasa yang begitu besar. Yang tak mampu untuk aku kendalikan. Semua berada di luar kuasaku. Aku tak mampu untuk menghalangi rasa ini masuk. Semua terjadi begitu saja. 
Aku mencoba untuk mengerti semua ini.
Seiring berjalannya waktu. Seiring bertambahnya usiaku. Seiring matangnya pikiranku. 
Cinta bukan permainan sesaat lantas selesai.
Cinta bukan persinggahan semata lantas pergi.
Cinta bukan pergurauan sebentar lantas usai.
Cinta bukan apa yang dilihat oleh mata. Tapi cinta adalah apa yang dirasakan oleh hati. 
Berapa kali kamu menyangkal bahwa, "Tidak! Tidak ada cinta itu dia."?
Mungkin ratusan? Ribuan? Atau mungkin sudah tak terhitung lagi?
Semakin sering aku bertanya, semakin nyata adanya.
Syukuri, nikmati, resapi dan pahami. Apa yang kamu rasakan bukan hanya ilusi.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...