Rasa itu muncul tiba-tiba, tanpa permisi, dan tanpa menunggu aku siap untuk membuka pintu hati. Mendobrak tanpa aba-aba, menerobos tanpa persiapan, dan singgah tanpa diharapkan kehadirannya.
Bagaimana aku dapat menjaga perasaan ini? Bagaimana mungkin aku bertahan dengan rasa ini? Apa aku mampu menanggungnya seorang diri?
Aku tidak tahu apa-apa. Yang aku tahu hanyalah rasaku tak pernah salah kepadamu. Apalagi palsu. Karena Tuhankulah yang telah menganugerahkan rasa itu langsung ke dalam hatiku.
Aku sadar...
Sekuat apapun cinta yang aku berikan kepadamu, jika akhir kisah cintamu bukan aku, aku bisa apa?
Sekuat apapun sayang yang aku berikan kepadamu, jika ujung pencarian jodohmu bukan aku, aku bisa apa?
Sekuat apapun rasa suka yang aku berikan kepadamu, jika masa penghabisan usiamu bukan bersamaku, aku bisa apa?
Aku sadar...
Tak mudah untuk meyakinkan diriku sendiri akan hadirnya rasa ini. Rasa yang begitu besar. Yang tak mampu untuk aku kendalikan. Semua berada di luar kuasaku. Aku tak mampu untuk menghalangi rasa ini masuk. Semua terjadi begitu saja.
Aku mencoba untuk mengerti semua ini.
Seiring berjalannya waktu. Seiring bertambahnya usiaku. Seiring matangnya pikiranku.
Cinta bukan permainan sesaat lantas selesai.
Cinta bukan persinggahan semata lantas pergi.
Cinta bukan pergurauan sebentar lantas usai.
Cinta bukan apa yang dilihat oleh mata. Tapi cinta adalah apa yang dirasakan oleh hati.
Berapa kali kamu menyangkal bahwa, "Tidak! Tidak ada cinta itu dia."?
Mungkin ratusan? Ribuan? Atau mungkin sudah tak terhitung lagi?
Semakin sering aku bertanya, semakin nyata adanya.
Syukuri, nikmati, resapi dan pahami. Apa yang kamu rasakan bukan hanya ilusi.
Komentar
Posting Komentar