Langsung ke konten utama

Patah Hati


Perihal patah hati,

Pernah patah hati?
Atau sedang patah hati?
Atau justru sering patah hati?
Yang kuat ya...
Aku tahu kok, kalau kamu orang yang hebat, kamu pasti bisa melalui itu!
Yah, setiap orang pasti mengalaminya, tinggal kmu merasa menjadi korban atau justru tersangka patah hati itu sendiri? Em...
Kebanyakan orang berpikir bahwa ia adalah korban dari patah hati. Merasa menjadi orang yang paling didholimi oleh orang lain, merasa menjadi orang yang paling tersakiti dalam sebuah hubungan, merasa menjadi orang yang paling menderita pada sebuah jalan.
Tidak pernahkah kamu berpikir bahwa kamu adalah tersangka yang sesungguhnya? Tersangka yang paling bersalah dalam sebuah kasus kejahatan yang sungguh luar biasa... Tersangka yang telah membuat hatimu sendiri patah dengan semua perbuatan yang telah kamu lakukan. Ingin menyalahkan siapa? Tuhan? Atau orang lain? Coba pikirkan dan renungkan kembali.
Marah, kecewa, sedih, murung, tidak bergairah, dan lain sebagainya, itu merupakan sebuah luapan emosi yang sangat wajar ketika seseorang sedang mengalami apa yang dinamakan dengan patah hati. Mengapa hal itu bisa terjadi? Itu karena tingginya sebuah harapan, angan-angan, dan juga khayalan. Harapan yang sudah ditanam dengan baik, disiram setiap hari, dipupuk sedemikian rupa hingga berpikir bahwa harapan itu akan menjadi sebuah bunga kebahagiaan yang sedap dipandang dan bahagia jika dirasakan. Tanpa memikirkan kemungkinan terburuk, patah ketika sudah tumbuh atau justru lebih buruk daripada itu, mati seiring berjalannya waktu. Yang tahu proses merawatnya itu dirimu, entah tanah yang kurang subur, terlalu banyak air, atau pupuk yang kurang tepat. Tinggal kamu memilih, ingin terus melanjutkan merawat harapan yang sama atau menggantinya dengan harapan yang lain? Semua ada di tanganmu. Keputusan kamu yang menentukan. Banyak pilihan, namun kamu tidak bisa memilih semuanya. Kamu wajib memilih satu, yang pasti yang kamu anggap paling baik.
Mungkin orang lain tidak pernah tahu, bagaimana kamu mencintai juga menyayanginya, merindukannya setiap waktu, mendoakannya di setiap selesai sholat fardlu atau di sepertiga malammu, menuliskan untaian kata-kata indah tentangnya di setiap baris halaman buku diarymu, juga melamunkannya di setiap sela waktu senggangmu, orang lain tidak tahu. Yang tahu cuma dirimu sendiri dan Tuhanmu. Sedetail apapun kamu menceritakan semuanya kepada orang lain, orang lain tidak dapat merasakan sama persis dengan apa yang kamu rasakan.
Jika kamu berdoa, meminta agar diberikan jodoh yang terbaik untukmu dan masa depanmu, sedangkan sekarang kamu baru merasakan patah hati karena ditinggal kekasih yang sudah kau gadang-gadang akan menjadi pendamping di pelaminanmu nanti, maka ketahuilah, sesungguhnya orang itu bukan yang terbaik untuk hidupmu kelak. Tuhan tahu mana yang paling baik untukmu, meskipun harus mematahkan hatimu terlebih dahulu.
Ingatlah bahwa Tuhan mematahkan hatimu bukan karena Tuhan tidak sayang kepadamu. Tapi, Tuhan ingin mengajarimu untuk tumbuh kembali menjadi lebih kuat setelah patah dan lebih kokoh setelah hancur. Itu bukti bahwa Tuhan menyayangimu.
Tetap semangat menjalani hidup! Jangan pernah menyerah, dan teruslah melangkah. Karena kamu tidak tahu apa yang akan kamu temui di sepanjang jalan yang kamu lalui.

Patah satu tumbuh seribu. Pacar selingkuh cari yang baru. Horeee...

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lagu Itu...

Lagu itu... Adalah sebuah lagu yang mengingatkanku akan dirinya. Lagu yang pernah ia bilang sebagai "musik pertama" yang membuatnya "penasaran". Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan perasaanku padanya sekarang. Dalam doaku terakhir kali, aku meminta jika ia bukan jodohku, semoga Tuhan menghapuskan segalanya tentang dia. Apa pun; perasaan, pikiran, serta kenangan yang pernah aku lalui bersama. Dan sekarang, orang itu masih memiliki sedikit tempat di hidupku. Entah bakal bertahan berapa lama, aku pun tak bisa menjawabnya.  Sampai Jadi Debu-Banda Neira . Kembali, tentang lagu. Karena orang tersebut, aku ikut mendengarkannya. Bukan karena aku suka, tapi orang yang aku suka menyukai lagu itu, aku jadi ikut suka. Setiap aku mendengarkan musik dalam mode santai, wajib bagi diriku untuk memutarnya. Dengan diiringi keheningan malam, setiap mendengar lagunya, menikmati alunan musiknya, mencoba memahami makna dalam setiap liriknya, pikiranku tertuju pada bayang-bayang yang tid...

MULTITUGAS

 Aku perlu menuliskan tentang maksud dari judul yang aku tulis untuk cerita yang akan tuangkan kali ini terlebih dahulu. Multitugas (dalam bahasa Inggris disebut dengan multitasking ) menurut KBBI berarti aksi melakukan beberapa tugas dalam waktu  yang bersamaan.  Satu semester aku kuliah di jurusan Psikologi, aku merasa lebih pandai dalam menilai dan memahami diriku sendiri daripada sebelumnya. Terlebih tentang "sesuatu" yang membentuk diriku hingga menjadi sekarang ini. Aku akan bercerita tentang pola aktivitasku ketika masa dewasa yang setelah aku ingat-ingat kembali, telah terbentuk sejak aku kecil. Dan itu "dibiasakan" dan menjadi "kebiasaan" hingga saat ini.  Seperti judul tulisan ini, multitugas. Mungkin orang-orang merasa asing dengan kata multitugas yang bagi diriku juga kata asing yang baru aku ketahui. Tapi, akan kugunakan dalam tulisan ini sebagai kata yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia.  Aku yang sekarang ini, aku menyadari bahwa ...

Hamba Tak Tahu Diri

Engkau bukan Malaikat juga bukan Nabi Engkau bukan Ulama juga bukan wali Engkau adalah hamba yang tak tahu diri Tak punya rasa malu sedikit pun kepada Ilahi Engkau menuntut begitu dan begini Ingin semua harapanmu terjadi Sesuai dengan apa yang kau prediksi Jika punya kehendak sesuatu, doamu cepat sekali Giliran disuruh berbuat ma’ruf, seringnya kau ingkari Sholat sering kau nanti-nanti Lebih mengedepankan urusan duniawi Zakat juga sedekah kau bilang esok hari Menunggu dirimu kaya punya emas berlian tujuh peti Ketika kau diberi limpahan rezeki Kau bilang itu adalah hasil usahamu sendiri Ketika kau diberi kecerdasan yang mumpuni Kau bilang itu adalah hasil dari apa yang kau pelajari Sombongmu tiada henti Kebaikan Tuhan kau dustai Tiada sesuatu pun yang kau sesali Hari berganti hari Penyakit hati semakin menggerogoti Congkak, tamak, pamer, iri juga dengki Dan akhirnya hatimu sudah tak kuat menahan sakit itu lagi Bendera putih telah ber...