Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2022

Aku

Lebih baik sendiri ya? Memikirkan dan fokus ke diri sendiri dulu... Bilang kangen pun juga tidak ada respon Seperti bercerita kepada dinding yang dingin Ia tetap diam dan membisu Beku bagaimana pun keadaan di sekitarnya Ia akan kekeh menjadi dirinya yang tanpa pengaruh apapun Tidak peduli dengan orang di sekitarnya Mau dipaksakan juga ia akan tetap seperti itu Diubah dengan berbagai cara pun tak akan mempan Yang mampu mengubahnya ya dirinya sendiri Ya ya ya.... Apa yang aku rasakan mungkin lebih baiknya tidak pernah diungkap Apa gunanya diungkapkan jika yang terjadi hanya pengabaian? Buang-buang waktu saja kan? Hahahaha lucu... Aku mencintai seseorang yang perhatiannya tidak pernah ada untukku Meskipun aku tahu, dia juga mencintaiku Tapi apa benar seperti itu? Atau hanya aku yang terlalu berlebihan menganggapnya juga mencintaiku? Dasar perempuan, semuanya didasarkan pada perasaan Padahal yang hanya memiliki perasaan hanya dirimu, belum tentu juga dirinya.

Rindu Sajak

Hai angin... Kau terlalu kencang berhembus Dingin yang kau bawa terasa menusuk tulang Namun hangat menembus sanubari Membuat diri bergetar begitu hebat merasakan apa yang telah Tuhanku ciptakan Tentang diri dan apa yang mengelilingi Jagat raya menjadi saksi  Betapa kecilnya diri ini Tak sanggup bangkit tanpa ada yang entitas yang menggerakkan Bersyukur masih diberi kekuatan untuk menjalani hari demi hari Hingga akhir nanti

Surat Diri #4

Apakah selama ini aku yang terlalu egois?  Apakah selama ini justru aku yang paling tidak mengerti dirimu? Apakah selama ini aku yang selalu menuntut ini dan itu darimu? Sepertinya iya. Itulah yang aku rasakan saat ini. Aku merasa sangat bodoh sekali, berkali-kali bilang lelah dengan dirimu juga lelah dengan sikapmu.  Tapi selama itu pula, kamu tidak pernah mengatakan hal yang serupa. Kamu hanya diam, mendiamkan aku lebih tepatnya. Mendiamkan aku dengan pikiranku sendiri, dengan overthinkingku tentunya. Sejauh ini, aku merasa sebagai orang yang sangat sabar dalam menghadapimu.  Tapi kenyataannya, kamu yang selalu sabar dalam menghadapi diriku, keras kepalaku juga bawelku. Doaku  masih tetap sama untukmu. Justru rinduku yang setiap hari semakin besar. Entah sampai kapan ia akan memenuhi perasaanku.  Rindu? Ah, sepertinya hanya perasaanku saja. Bagaimana aku bisa membebaskan diriku dari rasa itu? Pertemuan? Tentunya akan menimbulkan efek rindu berikutnya. Aku ingi...